Saya suka menuliskan apapun yang saya rasakan menjadi sebuah tulisan.
Jujur saja, sebenarnya hanya 10% dari keseluruhan tulisan saya yang pernah saya
posting ke blog, jadi lumayan mudah buat saya untuk melakukan flashback dan menemukan kembali orang seperti apakah
saya di masa lalu. Seperti sebuah tulisan yang saya buat di bulan Februari ini,
yang (tentunya) belum pernah saya posting.
Alasan saya jarang posting tulisan? Soalnya sering males konek ke internet,
muahahaha XD seringnya juga sih karena sinyal modem sering mendadak galau :p
This is it. Consoling.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
-Soulmates-
Hari ini saya bertemu dengan
seorang sahabat dekat yang memang jarang ketemu. Saya memanggil dia Patrick dan
dia memanggil saya Sandy (bukan nama sebenarnya), dan dimanapun kami berada,
itulah cara kami memanggil satu sama lain :p
Ia mendengar cerita insiden
Januari dari saya, dan dari Squidy (oke ini satu orang sahabat dekat saya
lagi), dan segera setelah ia selesai dengan rutinitasnya, ia menyusul saya ke
kampus.
Saat ia datang, saya tersenyum,
bersyukur, memiliki seseorang seperti dia, seperti Squidy, dan seperti Spongie
(yak, ini juga sahabat dekat saya. Dan kalau mau dibaca baik-baik, sebenarnya
ini nama-nama aneh di Bikini Bottom).
Spongie yang sudah meloncat jauh
ke kota lain memang tidak bisa datang kesini dan bertemu langsung dengan saya, tapi
itu saya maklumi.
Atau sebenarnya, saya, Squidy,
Patrick dan Spongie memang selalu saling memaklumi satu sama lain. Kami secara
naluriah saling memahami dan saling berpikiran positif pada satu sama lain.
Mungkin karena itulah kami berempat, walaupun semakin jarang bertemu, tapi
selalu saling mencari dan saling menemukan.
Spongi menelepon saya segera
setelah saya menceritakan apa yang terjadi pada saya sepanjang Januari.
We are soulmates, not just simply bestfriends.
Hari itu, Patrick menemukan
saya, yang sudah bisa tersenyum berseri-seri, dan dia mengatakan pada saya
sesuatu yang membuat saya ngakak sebenar-benarnya sejak Januari muncul,
“San, tau nggak sih? Kamu tu,
dengan wajahmu yang kayak gitu, gak pantes kalo sedih. Pantesnya kamu tu
ketawa-ketiwi kayak gak ada beban gitu lho… ”
Buset dah, dasar Pat, aku kan
manusia kali Pat?
Patrick, seperti halnya Squidy,
Spongie, dan ibu saya, memiliki kemampuan melihat ‘wajah saya yang sebenarnya’,
jadi walaupun saya bertemu mereka dengan ketawa ketiwi, mereka bisa tahu bahwa
saya (mungkin) tidak benar-benar ketawa.
Atau sebaliknya, saat saya
pura-pura sedih, mereka juga paham bahwa sebenarnya saya tidak sedih sama
sekali.
Intinya kalau masalah emosi,
mereka paling memahami saya inside out,
Pertanyaan berikutnya yang
ditanyakan Pat, yang juga membuat saya tertawa adalah,
“Udah berapa tetes kamu
nangisnya, San?”
Di mata Pat, saya seringnya
terlalu tidak mau menunjukkan bahwa saya sedih. Sesedih apapun saya, masih aja
saya ketawa :p
Pat juga bertanya begini, “Kamu
tu ndak pingin nangis di depanku ya? Kenapa? Karena aku bukan tembok yang gak
bakal njawab apa-apa gitu? Oke deh, anggap saja aku tembok, gimana?”
Itu adalah cara Pat mengatakan jangan bohongi dirimu sendiri, atau terimalah emosi yang ada di dalam dirimu,
“Ndak selamanya kamu harus jadi
orang tegar lho San, ada aku, ada Squid, ada Spongi… kita lho ada, ndak pernah
ndak ada kan? Jadi jangan melulu bilang ‘aku nggak pa pa’ saat kami tau persis
kamu ‘pa pa’,”
Adalah kalimat berikutnya dari
Patrick yang saya jawab dengan senyuman. But
I will not cry ever again, saya berjanji sama diri sendiri,
Tapi toh akhirnya saya merem,
menutupi wajah saya sambil menunduk selama sepuluh detik (ini ceritanya nangis)
kemudian di detik kesebelas saya buka tangan dan tersenyum lagi tanpa ada air
mata yang turun,
Pat langsung menghela napas
panjang, hahaha, tapi dia sadar sepenuhnya bahwa itulah saya, Sandy, Sandy yang
sama seperti yang pertama kali bertemu dengan Pat enam setengah tahun yang
lalu,
Akhirnya Pat tersenyum juga sih,
dan tahukah yang membuat saya paling terharu? Soalnya ternyata Pat membawakan
Sandy coklat Delfi sambil bilang, “Nih, buatmu San, coklat bisa merangsang
endorphin. Biar kamu tambah ketawa terus,”
Langsung, saya peluk Patrick,
bersyukur bahwa dalam hidup saya di masa lalu, di masa sekarang, dan semoga
selamanya di masa depan, saya memiliki seseorang seperti Patrick. Juga seperti
Squidy, dan Spongie. Soulmates.
February, 2nd, 2012
#np Friends Forever – Vitamin C
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Saya suka nulis sambil ndengerin lagu, tapi sebagian besar tulisan yang
saya posting saya hapus tulisan #np-nya.
Kadang lagunya kelewat aneh sih soalnya :p
Hikmah yang saya dapat dari kejadian di bulan Februari ini bahwa apapun
yang terjadi, Allah selalu memberikan
kita perlindungan. Allah tidak akan
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Kita mampu, karena
dorongan dari dalam diri sendiri untuk menjadi mampu, dan karena tarikan dari
orang-orang terdekat kita sehingga kita semakin mampu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah membaca, have a good day!