Jumat, 22 Juni 2012

saat move on itu susah



Seorang teman hari ini bertanya pada saya sore kemarin: gimana sih caranya move on?”
Dan saya tersenyum, karena saya merasa dia pasti belum baca postingan saya, hahaha *edisi narsis*
(see: 10 Tanda Sudah Move On by siennra)
Bukannya saya sombong, tapi saya termasuk yang paling bisa move on diantara teman-teman sebaya saya,
Bukannya saya gak pernah suka orang lain sepenuh hati, tapi saya hanya sedikit lebih logis diantara sekian banyak cewek seusia saya,
Usia seperti saya ini emang rawan galau karena satu dan lain hal, terbukti pada sebulan terakhir ini sudah ada setidaknya tiga teman saya yang terjebak arus galau dan kesulitan move on,

Sekedar share saja, dan saya juga tidak berniat memperbagus diri,
Tapi, mungkin point of view yang saya punya ini bisa membuat pembaca yang sedang mengalami hal yang sama dengan tiga teman saya tadi untuk sedikit merubah point of view juga tentang seuatu bernama move on,

Jadi,
Move on itu susah,
Saya pernah berada dalam suatu kondisi yang memberikan suatu pukulan luar biasa secara mental pada diri saya,
Rasa kehilangan mendalam, rasa kecewa luar biasa, rasa tidak terima, rasa diperlakukan tidak adil, rasa tidak dipahami oleh siapapun di dunia ini, rasa yang super duper negatif ting ting deh, campur aduk jadi satu,
Kalau sudah kayak gitu, mau move on dari mana?
Harus mulai darimana?

Yap, “harus mulai darimana?” adalah pertanyaan yang selalu saya dengar dari siapapun itu yang mau move on,
Dan biasanya saya balik tanya sih, “lha kamu mau mulai darimana?”
Dan pasti jawaban selanjutnya adalah, “mana kutahu?! Makanya aku tanya!” ^^v
Yah, sebenarnya saya juga pernah mengalami pergolakan batin luar biasa saat saya diharuskan move on,
Saya saat itu juga tidak tahu harus mulai darimana,
Saya saat itu juga tidak tahu apa yang harus saya lakukan,
Dan saya saat itu juga tidak mengerti kenapa semua orang meminta saya move on,

But right now I know the answer,

Move on tidak dimulai dari satu sisi, tapi dari segala sisi kehidupan secara simultan,
Tak hanya sekedar buang sms, delete foto dan pergi dari tempat penuh kenangan, tapi juga memberanikan diri untuk melangkah ke depan,
Bagaimana caranya?

Kamis, 14 Juni 2012

suatu hari di bulan Juni

suatu hari di bulan Juni, atau lebih tepatnya, hari ini, 14 Juni 2012 adalah Hari Kitiran Sedunia,
tau gak kitiran itu apa?
kitiran itu baling-baling, mirip kayak baling-baling bambu punya doraemon itu lho,

kenapa saya menyebut hari ini demikian?
begini ceritanya...

WARNING: cerita panjang alias cerpan dengan bumbu curcol detected, read at your own risk..

tiga hari sebelum ini adalah hari yang sangat menguras emosi saya,
alhasil saya nyungsep di bawah bantal selama berjam-jam dan membuat rumah saya heboh karena siennra yang biasanya ngakak ngalor ngidul tiba-tiba ngabisin sekian lembar tisu hanya buat nangis,
pagi ini saya (entah bagaimana) saya bangun dengan satu ingatan tentang salah satu twit favorit saya di twitter:
"you may kill me with you hatred, or shoot me with your words, but still, like air, i'll rise...!"
entah darimana, dari Hongkong apa dari Jepang tapi tiba-tiba muncul aja itu twit, hahahaha ^^v

maka pagi ini dengan penuh semangat saya berangkat agak siangan, jam delapan pagi, akibat saya keasyikan nonton Spongebob (baca: berangkat gara-gara diusir ibu disuruh cepetan),
dengan ditemani lagu yang masih menjadi teman setia saya sejak tiga hari yang lalu: Kelly Clarkson- To Make You Feel My Love, saya nyopir mobil kesayangan saya, Gray (saya kasih nama dia begitu karena dia warnanya abu-abu dan saya suka karakter Gray di Romancing Saga Minstrel Song) menuju kampus Universitas Brawijaya,

setengah jam kemudian (saya emang kalo nyopir tu lambat) saya parkir di depan Bank Mandiri UB dan berjalan kaki menuju pos pemberhentian saya sehari-hari, sekitar 300 meter dari Bank Mandiri,
dan gitu itu, hape Simpati saya pake ketinggalan di mobil (saya punya dua hape, satu Simpati, satu Axis),
lebih parah lagi, saya sadarnya kalo hape ketinggalan tu pas saya sudah menempuh jarak 299.5 meter dari Bank Mandiri,
#tepokjidat

Rabu, 13 Juni 2012

arti kalimat: "What Doesn't Kill You Makes You Stronger"

setelah biasanya buat postingan geje, saya mau buat postingan yang agak serius dikit! change of pace!!


Stronger,
sebuah judul lagu dari Kelly Clarkson ini tak sengaja mampir ke telinga saya pagi ini,
entah karena takdir macam apaan, tiba-tiba saja ada yang muterin di radio, hahaha ^^v

saya teringat pembicaraan saya dengan empat orang sahabat saya, sekitar enam bulan yang lalu saat saya berjuang untuk berhenti menyesali rasa kehilangan yang saat itu adalah rasa kehilangan terbesar yang pernah saya alami,
mereka berempat saat itu keheranan bagaimana saya masih bisa ketawa ketiwi, dan masih bisa ndengerin orang lain curhat dan membantu mereka move on dan tersenyum lagi, padahal di dalam hati saya ada gempa bumi 15 skala Richter,

tapi menurut mereka, itu adalah kelebihan sekaligus kekurangan yang saya miliki,
saya bisa jadi sangat tegar, dan tak akan ada seorang pun yang menyadari isi hati saya saat saya tersenyum dan tertawa,
mau bergejolak macam apapun, senyum adalah topeng terbaik yang saya punya dan saya tidak pernah berencana membuang topeng kesayangan saya yang satu itu,

seorang sahabat saya berkata bahwa siennra adalah orang yang gak bakal bisa nangis di depan orang lain,
seorang sahabat lain berkata bahwa siennra itu bisa begitu lembut sama orang lain, tapi keras sama diri sendiri,
seorang sahabat lagi berkata bahwa hanya dengan melihat siennra sekilas, maka gak bakal kelihatan betapa saya bisa memendam perasaan yang 'sampai segitunya'
seorang sahabat lagi berkata bahwa salah satu hal paling inspiratif adalah bagaimana saya bisa tetap begitu tegar walaupun sudah jatuh nyungsep dan guling-guling f(-__-")

pura-pura kuat?
nggak juga,
aslinya saya kuat kok,
kuat tidur berjam-jam dan kuat makan coklat 100 batang, hahaha ^^v

nope, seriously, saya punya beberapa alasan yang membuat saya harus jadi pribadi yang tegar,

yang pertama adalah, karena kita takkan tahu kapan dan siapa yang bakal memerlukan kita,
saat seseorang curhat sama saya, saya ndak bisa tidak pasti merasa harus membantu sampai selesai,
bagaimana saya bisa membantu seseorang yang sudah mempercayakan ceritanya pada kita kalau saya sendiri sibuk nyungsep dan gak bisa move on?
salah satu hal yang paling melegakan adalah saat kita bisa membuat seseorang yang awalnya sibuk dengan emosi negatifnya menjadi kembali tersenyum, terutama jika itu adalah orang-orang terdekat kita,


yang kedua adalah, karena kita takkan tahu siapa yang terkuatkan hatinya karena melihat kita tersenyum,
yep, terkadang hanya butuh satu senyuman dari seseorang yang dekat dengan kita untuk kembali menemukan kekuatan dan keyakinan yang kita punya,
makanya, itu adalah satu alasan kuat untuk tetap tersenyum,

yang ketiga adalah, memberi energi positif bagi diri sendiri,
sudah tahu kitanya sedang dipenuhi energi negatif berupa kesedihan dan rasa kehilangan, masa mau dilanjutkan pake muka cemberut dan nangis yang keterusan?
nggak kalee,
itu adalah saat kita berdamai dengan diri sendiri dan memberikan energi positif buat diri kita sendiri,
nobody is cute when they're crying..

yang keempat adalah, belum tentu yang nyakitin kita itu bermaksud demikian,
mungkin saja dia melakukan hal tersebut buat melindungi kita (yap, saya pernah mengalami ini),
that's why, bakal amat sangat lebih bijak kalau kita juga mau mencoba untuk berada dalam posisi orang yang menyakiti kita,
kenapa dia seperti itu?
haruskah dia melakukan hal seperti itu?
kalau aku jadi dia, apakah aku bakal melakukan hal yang sama?
jika kita bisa menggunakan pemikiran jernih kita buat melihat dari sisi pandang orang lain, kita akan lebih bijak dalam menghadapi emosi kita, dan gak buru-buru memutuskan seseorang itu buruk,
seorang sahabat saya mengirimi saya suatu ungkapan yang bener-bener saya inget (tapi saya tahu dia copas) seperti ini:
"when someone is really care about you, they will never hurt you; but if they do hurt you, you can see that in their eyes, they're hurting too,"

yang kelima adalah, kita takkan tahu apa maksud Allah memberikan jalan seperti ini,
kita mungkin menyesal, merasa sedih, merasa kehilangan, merasa ini itu, tapi mirip dengan postingan saya sebelumnya, Allah tak pernah telat, dan tak pernah buru-buru,
Dia memiliki maksud di balik semua hal yang kita alami, jadi kita pun harus lebih bijak dan lebih berpikiran positif terhadap kehidupan,
semua pasti ada waktunya,
dan waktunya pasti tepat,

yang terakhir adalah, karena kita tidak sendirian,
akhir tahun kemarin, mungkin saya tidak akan bisa bangkit dari rasa kehilangan saya jika tidak ada mereka,
mereka adalah orang-orang yang memberi saya alasan untuk tetap tegar, tetap tersenyum, tetap moving on, dan tetap berpikiran positif,
karena saya memiliki mereka, saya selalu yakin bahwa saya pasti bisa menghadapi apapun kedepannya nanti,


stronger,
sebuah kata yang muncul dan berkembang saat kita mampu melihat sisi positif dari sebuah kejadian,
seperti halnya sabar itu pilihan, maka stronger juga pilihan,
kita bisa memilih apakah kita mau tetap mutung sambil gali lobang di pojokan atau keluar dan menghadapi dunia, saya cuman mau ngasi saran kalau mau gali lobang, jangan lupa ditutup sekalian biar gak bikin orang lain kecemplung (eh..)
saat kita digampar sesuatu yang sangat menyakitkan, gakpapa kok kalau mau nyungsep dulu, tapi jangan lama-lama, soalnya seperti quote favorit saya yang dilontarkan oleh dhiyan:
"waktu itu gak punya lampu merah, lampunya ijo terus, dan kalau kau berhenti, kau cuma bikin macet!" (Dhiyan, 2012)
emangnya aku si Komo??! enggak lah f(-__-")

dan sesuai dengan lirik lagu Kelly Clarkson juga,
"in the end, what doesn't kill you makes you stronger, stand a little taller, doesn't mean i'm lonely when i'm alone,"

----------------------------------------------------------------------
NB: alasan mbuat postingan ini? pingin aja, soalnya lagu Stronger ini sudah banyak menginspirasi saya selama beberapa bulan terakhir ^^v

Minggu, 10 Juni 2012

sabar itu pilihan

di sekitar saya sedang ada banyak orang yang tidak sabar,
ada aja gitu yang bikin ndak sabar,
satu orang karena sedang geregetan sama orang lain,
satu orang karena mupeng habis liat kakaknya nikah,
satu orang karena takut kehilangan 'penemuan'-nya yg sudah dia cari bertahun-tahun,
satu orang karena sedang diuji dengan penempatan yang tidak sesuai kompetensinya,
satu orang karena sedang ketularan pingin buat sate biar bisa jualan bareng  Pak Sabar (eh),
dan lain sebagainya,
alasannya variatif semua pokoknya, dan saya heran kenapa mereka semua jadi tidak sabaran di saat bersamaan f(-__-")

dan pada kesemuanya saya berkata,
sabar itu pilihan,

saya (katanya temen-temen sih) orangnya sabar, tapi ada juga yang bilang bahwa saya (aslinya) sering ndak sabaran,
sebenernya sih, kalau buat saya semua itu tergantung sikon, ada saat-saat dimana kita perlu jadi tidak sabaran dan ngejar secepet-cepetnya,
kapan?

1. saat itu menyangkut hidup dan mati
2. saat itu sangat mengganggu dan tidak tertahankan buat kita

tidak tertahankan adalah suatu ambang yang berbeda-beda di masing-masing orang, namun uniknya, ini adalah ambang yang bisa kita tentukan secara sadar,
saat kita memilih untuk tidak menjadikannya rendah, ya itu adalah pilihan kita,
saat kita memilih untuk meninggikan batas ambang kesabaran kita, itupun pilihan kita,

siapa bilang orang sabar itu selalu orang yang lebih baik daripada yang tidak sabar?
buat saya, sabar itu pilihan,
saya bisa memilih menjadi orang yang sangat sabar dalam beberapa hal, namun saat sudah mencapai ambang batas, saya pun akan kembali sebagai manusia biasa yang bisa kecewa, bisa ngambek, bisa nangis, dan bisa lari sejauh-jauhnya,

lalu seseorang pun berkata pada saya,
"Akar dari kesabaran adalah ikhlas. Ikhlas bahwa saat ini Allah hanya memberi sebegini saja, dan belum lebih. 
Sadari bahwa Allah tak pernah telat, dan tak pernah buru-buru. 
Allah selalu tepat waktu. Maka, jika ada sesuatu hal terjadi tak sesuai dengan perkiraanmu, ingatlah bahwa Allah punya buku cerita rahasia tentangmu. 
Ingatlah bahwa semua ketidakberuntungan yang kamu alami itu pasti ada maksudnya.
Dan Allah menjadikanmu memiliki kemampuan berpikir jernih, maka sebelum tenggelam pada emosi buruk bentuk apapun, buatlah pilihan yang tepat, apakah luapan emosimu akan menjadikan segalanya lebih baik, atau lebih buruk?
Lagian, kamu kan suka main game, jadi anggap saja menaikkan batas ambang kesabaran itu analog sama menaikkan levelmu di game,
gampang kan?"


hehehe, endingnya aneh ya? f(-__-")
tapi dengan demikian saya selalu ingat, bahwa sabar itu pilihan, (maksudnya bukan kalau beli sate bisa pilih beli di Pak Sabar atau bukan, tapi kita bisa memilih untuk menjadi sabar atau menjadi tidak sabaran :p)

oiya, dan sabar bukan berarti nrimo bin pasrah,
sabar baru boleh dilakukan setelah kita melakukan sebisa kita, namun outcome belum sesuai dengan harapan kita,
lihatlah Pak Sabar, dia dengan sabar jualan sate, walaupun kadang orang-orang sedang bosen sate dan hijrah ke pangsit,
kalau Pak Sabar bisa, kenapa kita tidak (eh.. salah ya?)

intinya adalah, saat kita merasa akan segera kehilangan kesabaran, mari berdiam diri sejenak dan merenung, benarkah kita harus kehilangan kesabaran saat itu juga?
karena lepas dari masalah sate, sekali lagi sabar itu pilihan,
pilihan buatmu, dan pilihan buat saya,


------------------------------------------------------------
NB: maaf Pak Sabar, saya pinjam namanya disini, dan saya doakan bisnisnya selalu ramai dan bapak selalu sabar menghadapi blogger yang suka ambil nama orang seperti saya ini :')

Kamis, 07 Juni 2012

siapa yang aneh?

singkat saja,
dalam sebuah kuliah yang serius, kami pun juga sedang serius mendengarkan penjelasan dosen dengan seksama,
kami juga dengan hati-hati mencatat detil tugas yang harus kami kerjakan, termasuk saya yang juga kebagian tugas sebagai 'kurir' tugas tersebut,

kelas kelihatan serius dan hal ini merupakan hal yang cukup langka terjadi di kelas saya,
biasanya kelas saya ini selalu nemuuuuuuu ae satu celah buat dijadikan bahan gojlogan, dengan atau tanpa adanya dosen!!
makanya kelas yang serius seperti ini sedikit banyak membuat kami bernostalgila, eh bernostalgia :p

namun,
tetiba terdengarlah sebuah pertanyaan yang membuat kami terhenyak,
saat bu dosen bertanya:

"di kelas ini siapa yang aneh?"

kami pun terkaget, terdiam, tercenung, dan terbingung-bingung,
namun entah bagaimana enam kepala dalam kelas itu lantas menoleh sama-sama ke satu kepala yang duduk agak terpisah dari kami,

Maketu    : "heh?! kenapa kok liat aku semua??!!"
dosen       : "oh... jadi maketu yang aneh?"

dan meledaklah tawa di kelas kami saat itu juga.
hancur deh image kuliah serius yang saya bilang tadi,
dua hal yang saya gak habis pikir adalah, kenapa tiba-tiba bu dosen tanya seperti itu??? apa wajah kami ini normal semua? atau malah aneh semua jadi harus ditanyakan???
dan yang kedua adalah, kok bisa enam pemilik kepala diatas serempak nole ke Maketu semua padahal kita juga gak janjian dan gak nyebut apa-apa!!

in the end,
kelas ini emang selalu aneh,
no doubt!!

*dan beberapa menit setelah saya ngetik ini, tangan saya ketumpahan tinta bolpen yang mblobor, dan apa kata temen saya? "wi, tau kuwalat ndak?"*

Sabtu, 02 Juni 2012

bukan pacar saya..!! *ngakak*

'bukaaaaannn!!!' adalah reaksi pertama saya pas sebuah pernyataan terlontar dari adek kelas saya,
tapi setelahnya, saya ngakak sampe sakit perut dan masih juga ngakak setiap kali ingat,
apa yang terjadi?

siang itu saya sedang duduk manis di sebuah gedung di kampus, ketika dua orang adik kelas saya menghampiri saya dan kami pun ngobrol,
entah dari mana jluntrungannya, tetiba mereka membahas soal pacar saya,

adik kelas P  : mbak aku tahu pacarnya mbak siapa..
adik kelas L  : iya aku juga tahu?
saya              : (merasa ndak pernah cerita ke mereka) he? dikasi tahu siapa?
adik kelas L  : kita tau kok... namanya di- di- di- siapaaa gitu lhoo.. depannya D..
saya              : eh? D? D- siapa maksudnya ini?
adik kelas P  : ya itu lho mbak, yang mbak sering sahut-sahutan di twitter itu lho... di-siapa gituuu...
saya              : twitter???? (disini saya semakin merasa aneh)
adik kelas P  : iya sering buanget mbak sahut-sahutan sama dia sampe berkali-kali gitu kan? 
saya              : sek... sebentar, siapa se? (semakin bingung)
adik kelas L  : aku juga lupa namanya, pokoknya di di.. siapa gitu, dan mbak sering sahut-sahutan sama dia..

akibat semakin bingung, maka saya pun mbuka hape dan ngurut temen-temen saya di twitter yang namanya berawalan huruf D, dan ndak nemu siapa-siapa yang dimaksud oleh mereka,
namun... TIIINNGG!!! sesuatu tiba2 menyelinap masuk dalam pemikiran saya:
cowok. nama depan D. sering sahut-sahutan di twitter.
sapa ya? saya ndak merasa sering sahut-sahutan dengan cowok berinisial D di twitter.
cowok. nama depan D. sering sahut-sahutan di twitter.
sapa ya? perasaan yang nama depan D cowok di twitterku kebanyakan bukan orang yang aktif ngetwit.
cowok. nama depan D. sering sahut-sahutan di twitter.
saya pun menscroll nama-nama dengan huruf depan D di akun twitter saya, dan saya pun berhenti di satu nama:

dhiyan_roma

cowok. nama depan D. sering sahut-sahutan di twitter.
namanya huruf depan D. cocok.
tadi dua adek kelas saya nyebutin 'di-siapa' gitu. cocok.
sering sahut-sahutan di twitter. COCOK!!
COCOOOOKKK!!!
satu-satunya yang gak cocok adalah si dhiyan_roma ini bukan cowok!! tapi emang dengan nama demikian, gak aneh juga kalo dikira dia cowok,
berhubung 'roma' itu selain nama biskuit, juga nama seorang pedangdut yang notabene cowok,

maka dengan menahan ketawa, saya pun menanyakan kembali pada dua adek kelas saya:
saya                        : dhiyan_roma ini ta maksudmu
adek kelas L dan P : iya mbak yang itu kayaknya..

dan meledaklah tawa saya saat itu juga.
bukaaaaaaan dek, itu bukan pacar sayaaaa!!!

gara-gara kejadian ini, saya jadi masih sering ngakak sendiri bahkan 12 jam lebih setelah kejadian itu.
saya mbayangkan seandainya dhiyan_roma ada disitu, pasti lebiih heboh ya jadinya,
hihihihi.. maaf yan namamu kuambil dan kutempel di sini, jangan bingung kalo habis ini follower twitter-mu jadi membludak, oke?
*mlipir*
ini adalah twit saya yang saya tujukan ke dhiyan ^^v