Rabu, 21 Januari 2015

Ten Years with You


How come, just how come we’re still able to do all the same silly things like when we’re ten years younger?
So this is a tribute for you, let’s count it as anniversary for knowing each other for ten years.
Banzaai!
---

Ten years, you know, ten years.
We’ve been fooling around for ten years!
Can you mention again how old we are right now? LOL
Something has been bugging my mind since the last time we met and laughed equally hard while watching a drama of father and son partnership, then drooling over a samurai movie.

Yes yes, you’re drooling, I was not.
(then a blade is flying together with a frying pan)

Rabu, 14 Januari 2015

Thought about Kenshin


Oke sudah lama ditayangin di Indonesia.
Tapi saya baru liat movie ketiganya kemarin siang, sampe direwangi pulang duluan pas kerja :p
Ini waktunya liburan jadi takpapa lah saya sekali-sekali pulang duluan, hihihi :p

Minggu, 11 Januari 2015

Not Your Ordinary Junior

Yes, I am not the brainless ordinary one.
Nobody can use my brain for free.
I am the only one in charge of everything I do.
Take pleasure of getting greedy of things you took away.
And I’ll say whatever.
You fooled me once.
I forgave you once.
You fooled me again.
I learned the lesson.
Take your time with ally-gathering and I won’t care.

‘Cause you won’t fool me again.

Jumat, 09 Januari 2015

Serba Pink.

Sore ini saya pulang bersama teman saya dan Plue. Seperti biasa, sayalah yang di belakang setir. Not that I mind it. Sampai di lampu merah perempatan Bandung-Veteran, saya mengurangi kecepatan karena lampu sudah merah. 

Saat akan merapat ke mobil di depan Plue, tetiba muncullah sebuah sepeda motor yang menyerobot masuk ke space antara Plue dan mobil di depannya.
Phew.

Saya dan teman saya ketap ketip melihat seorang wanita (jelas wanita soalnya berjilbab) dengan sepeda motor matic berstrip pinknya berhenti di depan kami. Dari belakang, yang bisa kami lihat adalah wanita tersebut menggunakan gaun (kata saya sih gaun, kata teman saya gamis. Well intinya baju panjang) warna pink. Baju tersebut melebar di bagian bawah dan saya tidak bisa melihat kaki kiri dari dari wanita tersebut.

Kepo, saya melongok kedepan dan melihat wanita tersebut menggunakan kaki kanannya untuk berpijak.

Kaki kanannya terbalut kaos kaki (saya yakin itu kaos kaki soalnya warnanya terlalu terang untuk ukuran orang Indonesia). Wanita tersebut menggunakan highheel dengan tinggi heel sekitar 7 senti. Oh saya yakin itu 7 senti, karena wedges saya heelnya 5 senti.  Saya cukup familiar dengan tampilan heel dengan tinggi 5 senti.

Wanita tersebut menggunakan jilbab panjang sesiku, warna pink (sewarna dengan warna bajunya, saya yakin dulu belinya satu set) dan menggunakan helm. Helmnya tidak berwarna pink, tapi putih pastel dan cover cembung warna biru yang hanya menutupi sampai ke hidung (saya lihat ketika wanita ini menoleh ke samping). Helmnya sama sekali bukan helem standar karena saya masih bisa melihat jelas tonjolan telinganya.

Plus, wanita ini tidak mengancingkan helmnya, jadi tali kulit warna hitam dengan bantalan dagu tergantung di samping telinga kanannya.

Maka satu hal yang menjadi kesimpulan saya, “Sangat tidak praktis,”
Dan dimulailah perdebatan saya dengan teman seperjalanan saya di lambung Plue.

Rabu, 07 Januari 2015

Perjuangan Menulis Biodata

Saya lebih suka ngerjain soal daripada menulis biodata.
It's boring.
Atau lebih tepatnya, saya suka ndak ngerti apa yang harus saya tulis di beberapa poin di biodata saya.

Dan ini maksudnya bukan semacam Curriculum Vitae yang biasanya saya cantumkan di proposal penelitian.
Eeeeh?
Disaster, partly.

Yah okelah. Nama, oke. TTL, oke. Status (warganegara, marriage, pendidikan), oke. Alamat, oke. Pengalaman macam-macam, oke.

Cita-cita, not okay. Soalnya cita-cita saya jadi astronot tapi saya masih berpijak di planet bumi sebagai dokter.

Hobi, hmm… for me it’s okay, but for others it may be too absurd. Saya tidak tahu hobi saya apa, karena definisi hobi adalah: hal yang disukai.
Nah, masalahnya, ada banyak hal yang saya suka. Mulai dari tidur, bangun, makan, mandi, ngampus, ngelab, nulis, ngegame, masak, nyetir, mbaca, dst.
Saya bisa membuat satu halaman folio penuh dengan hal yang saya suka di muka bumi ini.
Oke, kalau begitu apa aktivitas yang paling saya sukai dari keseharian saya?

Hm... bernapas.

Dan bayangkanlah sebuah biodata mencantumkan hobi: bernapas.
*krik*

Tapi hal yang paling membuat saya ‘frrrrrooooowwwwnnnn’ adalah saat saya ditanya apa moto hidup saya.

Er… saya baru sadar kalau saya tidak punya moto hidup.