You are living your own life. Your memories are yours alone. Don’t deny them. You are here. (Tear to Luke)
A beautiful story adalah kesan saya secara keseluruhan saat saya menyelesaikan acara nonton anime ini. Diangkat dari game berjudul sama (yang memang pernah saya mainkan) yang pertama kali dirilis pada tahun 2005, anime ini merangkum 70 jam perjalanan dalam game menjadi dongeng 600 menit.
To think this piece of trash is my replica?!
I was robbed of my family and my home by this trash?! (Asch to himself)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
One Third Part of the Story Begins…
Planet
Auldrant adalah dunia yang dihuni oleh makhluk hidup yang tersusun atas fonon
(deskripsi fonon adalah frekuensi suara yang membedakan satu individu dan
individu lain seperti fingerprint).
Auldrant tersusun atas enam fonon dan satu fonon ketujuh (seventh fonon). Setiap manusia memiliki akses terhadap fonon, namun hanya sebagian kecil yang mampu menguasai seventh fonon. Selain fonon, kehidupan di Auldrant berjalan dengan tuntunan Score. Setiap orang dianjurkan untuk
hidup sesuai dengan tuntunan Score agar mereka mendapatkan prosperity yang telah dijanjikan. Para seventh fonist (pengguna seventh fonon) mampu membaca seventh fonstone (Score bagian terakhir) yang dipercaya menyembunyikan rahasia terakhir mengenai planet Auldrant. Oleh karena itulah, kedua kerajaan besar di Auldrant: Kimlasca-Lanvaldear dan Malkuth tak pernah berhenti memperebutkan seventh fonist dan seventh fonstone.
Auldrant meyakini rahasia masa depan yang tercantum dalam Score tidak akan bisa dirubah, hingga suatu
teknologi yang disebut fomicry
merubah keyakinan tersebut…
Who am i? Why was I born?! (Luke to Van)
Fokus utama Tales of the Abyss adalah Luke fon Fabre, pewaris lini ketiga
Kerajaan Kimlasca-Lanvaldear yang dibesarkan dalam kungkungan Fabre Manor sejak ia selamat
dari penculikan oleh Kerajaan Malkuth. Akibat insiden penculikan tersebut, Luke
kehilangan seluruh ingatannya (dan maksud saya semuanya, bahkan ia harus
belajar bicara dan berjalan kembali sejak diselamatkan) atas sebab yang tidak
diketahui. Dalam kehidupan serba dilayani dan awareness terhadap commoner
yang sangat rendah, ia tumbuh menjadi bangsawan manja yang selalu
mendapatkan apapun yang ia inginkan. Satu-satunya hal yang menghibur Luke
adalah sesi latihan pedang oleh tutornya, Van
Grants.
Harapan Luke
untuk keluar dari kehidupan membosankan pun terwujud saat Tear Grants menyusup masuk ke Fabre Manor untuk membunuh Van.
Bukannya berhasil membunuh sasarannya, Tear justru tanpa sengaja menimbulkan hyperresonance dan membawa serta Luke
bersamanya ke Tataroo Valley, wilayah Kerajaan Malkuth. Maka perjalanan Tear
untuk membawa Luke pulang ke Fabre Manor pun dimulai…
Idiot. (Tear to Luke)
Seperti
halnya cerita petualangan lain, Luke dan Tear tidak serta merta punya pintu
kemana saja yang membawa mereka kembali ke Fabre Manor. Dalam perjalanan
melalui Engeve, keduanya terlibat kasus pencurian bahan makanan yang membawa
mereka bertemu Mieu (ituuu yang biru
imut-imut ituuuu >.<) dan Fon Master Ion.
Perjalanan mereka di Cheagle Woods berlanjut dengan ditangkapnya mereka berdua
oleh pihak militer Malkuth yang dikomando oleh Jade Curtiss. Jade dan Anise
Tatlin (bodyguard Ion) menawarkan
untuk mengantarkan mereka kembali ke Kimlasca dengan satu syarat…
Namun, bahkan
dengan bantuan seorang berpengaruh besar seperti Jade, perjalanan Luke justru
semakin berbahaya karena Ion yang ikut bersama mereka diincar oleh sekelompok pasukan elit (God-General) dari Daath Cathedral.
Luke selamat karena bodyguard-nya, Guy Cecil, datang tepat waktu. Mau tak
mau, Luke yang sebelumnya tidak pernah terlibat dalam pertarungan sungguhan
harus berhadapan dengan pilihan: membunuh, atau dibunuh.
Women are scary. (Guy to himself)
Keberanian
Luke melindungi Ion diakui oleh Ingobert,
Raja Kimlasca, dan ia pun ditugaskan untuk memimpin evakuasi penduduk Akzeriuth
yang terkurung dalam miasma (semacam gas bumi beracun). Bersama putri mahkota
Kimlasca, Natalia Luzu, Luke dengan
bangga berangkat sebagai goodwill ambassador.
Perjalanan ini mempertemukan Luke dan Natalia dengan Asch the Bloody, salah seorang God-General yang memiliki wajah yang
sangat mirip dengan Luke. Perpecahan antar personil tim evakuasi tersebut pun terjadi
karena sikap sewenang-wenang Luke yang berlanjut dalam memimpin timnya. Maka
niat baik mereka untuk menyelamatkan Akzeriuth pun berakhir tragis…
Indeed. We cannot change what has been done.
All we can do afterwards is regret it. Endlessly. (Jade to Asch)
Pertemuan kembali
Luke dengan Asch setelah insiden di Akzeriuth membuka tabir tentang jati diri asli Luke. Tak kuasa menerima
kenyataan bahwa Asch-lah Luke fon Fabre yang asli, Luke berusaha membunuh Asch,
namun Asch dengan mudah melumpuhkan Luke. Asch membiarkan fonslot miliknya terhubung dengan fonslot Luke sehingga kesadaran Luke bergabung
dengan dirinya. Melalui hubungan tersebut, Asch untuk memberi kesempatan pada Luke untuk melihat dunia dari mata
seorang Asch. Luke pun akhirnya mengetahui bahwa kelahirannya telah membuat Asch
‘terbuang’ dari Fabre Manor dan terpisah dari Natalia...
If I could make up for it by apologizing,
I’d apologize as much as it took. If my dying could bring back the dead… though
it’s a bit scary but, I’d die. (Luke to Tear)
Luke
terbangun dalam kondisi desperate di
Yulia City dan menemukan Tear dan Mieu tidak ikut serta dalam perjalanan Asch,
sebagaimana teman-temannya yang lain. Ia pun bersumpah akan menebus
kesalahannya di Akzeriuth dan meminta Tear untuk mengawasinya agar menjadi
lebih baik. Bersama Tear dan Mieu, Luke memulai perjalanannya kembali.
Terjebak di antara peperangan Kimlasca dan Malkuth, dihantui upaya sang antagonis meruntuhkan dunia menuju miasma, kehilangan kepercayaan orang-orang yang ia anggap berarti, plus fakta bahwa ia hanyalah replacement bagi Asch, integritas Luke untuk menebus kesalahannya di Akzeriuth pun segera diuji...
Terjebak di antara peperangan Kimlasca dan Malkuth, dihantui upaya sang antagonis meruntuhkan dunia menuju miasma, kehilangan kepercayaan orang-orang yang ia anggap berarti, plus fakta bahwa ia hanyalah replacement bagi Asch, integritas Luke untuk menebus kesalahannya di Akzeriuth pun segera diuji...
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
You must be kidding. People can't change overnight. (Anise to Luke)
As The Story Continues…
Luke seketika
tahu bahwa mendapatkan kembali kepercayaan yang hilang memerlukan kerja keras
yang tidak sedikit. Meskipun sulit, Luke belajar menahan egonya yang sangat
tinggi dan membuka diri terhadap permasalahan orang lain. Ia mengalami inferiority complex terhadap Asch dan menyadari
bahwa kelahirannya telah membuat Asch menderita. Luke berusaha mengembalikan
‘hak milik’ Luke fon Fabre pada Asch (termasuk nama 'Luke'), yang dengan tegas ditolak oleh Asch.
Menjelang
akhir perjalanannya, Luke mendapatkan bahwa ia takkan pernah menjadi seperti
Asch. Ia memang pernah hidup sebagai 'pengganti' Asch yang serba sempurna, namun
ia adalah dirinya sendiri. Perlahan, Luke mulai menyejajarkan dirinya dengan
Asch sebagai individu yang berbeda, individu yang ingin hidup sebagai dirinya
sendiri.
Tapi, jika
hanya ada satu individu yang diperbolehkan hidup sebagai ‘Luke fon Fabre’, maka
siapa yang akan berkorban demi siapa?
‘Please die’, is what I
would say if I were responsible for the country. But as your friend, I would
like to stop you. (Jade to Luke)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
What Makes This Story Beautiful…
Perjalanan
Luke dari selfish menjadi selfless adalah aspek yang paling menarik
diikuti. Sepertiga awal saya memainkan game ini, apalagi setelah saya melihat
Asch muncul, maka komentar saya adalah, “Kenapa bukan Asch yang jadi tokoh
utama?!”, secara Asch-lah yang lebih memenuhi kriteria tokoh utama game semacam
ini. Namun, cerita ini jadi mendadak kompleks setelah insiden Akzeriuth dan saya
pun mulai menerima kenapa tokoh utamanya bukan Asch, tapi Luke.
Ekspresi
wajah dan emosi jauh lebih muncul di anime daripada game. Bagi yang pernah
memainkan game ini, pasti merasa bahwa anime ini ‘melengkapi’ game yang sudah
ada sejak nyaris satu dekade yang lalu
(dan saya baru sadar ada animenya sebulan yang lalu -__-“). Salah satu momen
krusial yang hanya muncul di anime adalah momen saat Asch (yang berhasil
melarikan diri dari penculikan) menemukan bahwa orang tuanya dan Natalia telah
menemukan ‘Luke’ yang lain. Scene
tersebut seingat saya, cmiiw, hanya menjadi narasi di game.
Why do I always have to
clean up after you make a mess, you trash? (Asch to Luke)
Pergolakan batin
Luke dan Asch adalah hal lain yang membuat cerita ini menarik; bagaimana
keduanya berjuang membuktikan eksistensinya di mata satu sama lain, namun di
sisi lain (tanpa sadar) saling melindungi seperti saudara. Momen yang paling saya sukai
adalah saat Luke, bertentangan dengan jeritan hatinya, menggantikan Asch
menetralisir miasma. Asch bisa saja membiarkan Luke mati disitu, tapi pada
akhirnya Asch (dengan tabiat kasar khas Asch, red) justru menyelamatkan Luke. Meskipun demikian, Luke tetap
menderita efek samping yang serupa dengan yang telah dialami Asch akibat
insiden tersebut.
Permasalahan
yang dihadapi oleh tokoh lainnya juga bukan permasalahan asal lewat. Delapan
tokoh utama mendapatkan porsi yang cukup untuk eksplorasi penokohan
masing-masing. Bond antara satu tokoh
utama dengan tokoh yang lain berjalan dengan optimal dan natural. Jarang lho
ada anime yang bisa menyandingkan delapan tokoh (plus Mieu, jadi sembilan)
sekaligus dalam hampir seluruh jalan cerita tanpa membuat ada yang terasa gak
guna.
Segi grafis, hmm... cukup memanjakan mata. Dalam dunia magic and sword, efek-efek magikal muncul dengan baik. Beberapa scene muncul sebagai perpaduan 2D dan 3D, dan menurut saya hal tersebut sudah cukup bagus untuk anime yang muncul pada pada tahun 2008. Yah, kalau dibandingkan dengan anime jaman sekarang pastinya (agak) jauh :p
Segi sound, yah... they could do more. Bukannya jelek, but could do more. Kekuatan dari anime ini memang lebih terletak pada ekspresi dan konflik yang dibangun, bukan pada sound. Sekali lagi, bukannya jelek, soundnya bagus dan cukup mewakili mood yang sedang dibangun oleh karakternya, but still, they could do more. Entah kenapa buat saya sound bukan masalah yang terlalu besar sih..
Segi grafis, hmm... cukup memanjakan mata. Dalam dunia magic and sword, efek-efek magikal muncul dengan baik. Beberapa scene muncul sebagai perpaduan 2D dan 3D, dan menurut saya hal tersebut sudah cukup bagus untuk anime yang muncul pada pada tahun 2008. Yah, kalau dibandingkan dengan anime jaman sekarang pastinya (agak) jauh :p
Segi sound, yah... they could do more. Bukannya jelek, but could do more. Kekuatan dari anime ini memang lebih terletak pada ekspresi dan konflik yang dibangun, bukan pada sound. Sekali lagi, bukannya jelek, soundnya bagus dan cukup mewakili mood yang sedang dibangun oleh karakternya, but still, they could do more. Entah kenapa buat saya sound bukan masalah yang terlalu besar sih..
Asch will not die, I will
never let him die. (Luke to Natalia)
Romansa
bisa menjadi daya tarik lain dalam anime ini, walaupun seperti di
game, porsinya tidak banyak dan tidak ada penjelasan yang mana yang berakhir canon. Natalia memang dahulu ditunangkan
dengan Asch (sebagai Luke for Fabre), namun ia juga menyayangi Luke yang
bersamanya selama tujuh tahun (walaupun Luke tidak pernah merasa dijodohkan dengan Natalia). Luke sendiri sadar bahwa Natalia dan Asch masih memiliki
ikatan yang kuat dan merasa bersalah karena kelahirannya telah memisahkan
Natalia dari Asch. Di sisi lain, Luke dekat dengan Tear, namun menolak
mengakui perasaannya karena khawatir akan menyakiti Tear jika ia tidak bisa
bertahan hidup dalam perjalanan mereka. Ribet -__-"
If I hadn’t been born,
then Natalia and Asch would never be apart… (Luke to Tear)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
What Makes This Story a Bit Unbearable…
Pace cerita cepat karena harus merangkum
70 jam game menjadi 600 menitan. Total perjalanan Luke dari awal hingga akhir
memakan waktu tiga tahun, namun harus didongengkan dalam waktu sekitar 10 jam. Ada
banyak (banget) battle yang harus
diskip dan perpindahan dari satu kota ke kota lain menjadi kurang dari sedetik.
Beberapa event menarik banyak yang diskip, termasuk beberapa sidequest dan skit dari yang bikin saya ngakak di game (terutama yang dilontarkan Jade).
Kecepatan
jalan cerita ini menyebabkan seakan-akan Luke tidak pernah istirahat untuk
bernapas dan terus menerus berpindah dari satu misi ke misi lainnya. Untuk
penonton yang menyukai pace cerita
yang lambat, maka menonton anime ini seperti ikutan berlarian ke sekeliling Auldrant. Meskipun
demikian, alur cerita utama masih terjaga dan momen-momen penting (terutama
yang melibatkan Luke) tetap dieksplor, bahkan dipermak menjadi lebih ekspresif. Yah... walaupun sesungguhnya saya sangat berharap bahwa becandanya Jade (yang selalu keren abis, bikin mules karena ngakak dan menjadi alasan utama mengapa Jade adalah karakter favorit saya) banyak dimunculkan di anime, sebagaimana di game.
I’d like you to watch me from now on, Tear.
I may not do a good job right away, but I promise you I’ll change! (Luke to
Tear)
I’m scared. My whole body
is shaking. I don’t want to die! (Luke to Tear)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
The Heroes
Luke fon Fabre
Pewaris lini
ketiga Kerajaan Kimlasca-Lanvaldear ini memiliki attitude
penguasa yang menyebalkan. Kepribadian Luke bisa jadi adalah alasan kenapa
orang meninggalkan game dan anime ini; karena benci dengan tokoh utama
(termasuk saya juga, hahaha). Berikut adalah kata-kata untuk mendeskripsikan
pribadi Luke di sepertiga awal: heartless,
manja, dan besar kepala. Sejak kembali ke Fabre Manor, tak hanya sekedar
kehilangan seluruh ingatannya, Luke seringkali mengalami sakit kepala disertai
munculnya suara aneh yang memanggil namanya.
Luke mulai
belajar memperbaiki diri setelah insiden tragis yang dipicunya di Akzeriuth. Inferiority complex yang dialami Luke
terhadap Asch membuatnya terus meragukan arti kelahirannya di dunia. Ia merasa
tidak berhak hidup dalam kehidupan yang seharusnya dimiliki oleh Asch, namun
interaksinya dengan teman-temannya, terutama Tear, membuatnya menemukan
keberanian untuk berdiri di hadapan Asch sebagai dirinya sendiri. Luke sadar ia
takkan hidup lama sejak upayanya menggantikan Asch menetralisir miasma, namun
hingga akhir ia tetap melakukan yang terbaik guna menebus kesalahannya di masa
lalu.
Luke memiliki
fisik yang nyaris sama persis dengan Asch dengan sedikit perbedaan pada warna
mata dan warna rambut. Selain itu, Luke adalah seorang kidal, sedangkan Asch
tidak. Luke memiliki (atau lebih tepatnya diikuti kemana-mana) seekor cheagle bernama Mieu yang sangat loyal
padanya, sampai ke taraf menghalangi Asch yang hendak membully Luke. Mieu mengikuti Luke sebagai balas budi karena Luke
telah menyelamatkan nyawanya dan para cheagle.
Walaupun awalnya Luke sangat terganggu dengan Mieu, pada akhirnya ia membiarkan
Mieu selalu nempel padanya kemanapun ia pergi.
Asch ‘the Bloody’
So, this is the selfless hero. Ialah
‘Luke fon Fabre’ yang asli. Ialah
yang diculik dari Fabre Manor saat berusia sepuluh tahun demi percobaan
mereplika kemampuan hyperresonance
yang dimilikinya. Asch berhasil melarikan diri dan kembali ke Fabre Manor,
hanya untuk menemukan bahwa individu lain telah menggantikan posisinya sebagai
‘Luke fon Fabre’. Asch pun membuang nama dan masa lalunya dan bergabung dengan
God-General.
Asch
mencintai Natalia dan keinginannya melindungi Natalia menjadi alasan selflessness yang ia miliki. Demi
menciptakan dunia yang damai seperti yang dijanjikannya pada Natalia, ia terus
mengejar Van demi menghentikan ambisi sang master. Walaupun nampak tegar dan
tegas (plus kadang kasar banget), Asch sesungguhnya menyembunyikan rahasia mengenai efek samping fomicry yang dideritanya sejak kelahiran
Luke. Ia sangat membenci Luke, namun disisi lain dengan tegas memerintahkan
replikanya menyingkirkan inferiority
complex yang dimiliki Luke terhadapnya. Asch selalu memasang ekspresi wajah
yang keras, namun ia sempat memunculkan ekspresi wajah yang lembut pada Natalia
dan Luke (pada akhirnya).
Mystearica Grants
Tear yang emotionless tidak pernah menyangka bahwa
misinya membunuh sang kakak justru melibatkannya pada insiden berskala dunia. Tear
dengan tegas menolak resolusi Luke untuk berubah menjadi pribadi yang lebih
baik, namun setuju memenuhi permintaan Luke untuk menyaksikan Luke berubah.
Pada akhirnya Tear memilih untuk kembali mempercayai Luke dan berdiri di
sisinya saat semua orang tidak bisa menerima Luke kembali. Tear menyadari usia
Luke yang berkurang dengan cepat sejak Luke menggantikan Asch menetralisir
miasma, dan menjadi tempat Luke mencurahkan rasa takutnya terhadap kematian.
Tear sangat
mengagumi sang kakak dan sangat terpukul saat Van mengkhianatinya. Ingatan Tear tentang cinta Natalia terhadap rakyat Kimlasca memberinya keyakinan bahwa ia berada di jalan yang benar. Ia berjanji
akan menghentikan sang kakak walaupun mereka berdua harus mati bersama-sama.
Di sisi lain, Tear adalah penyuka benda imut (seperti Mieu dan rappig milik Raja Peony) dan sangat takut pada cerita horor, walaupun ia akan sangat marah jika ada yang menyinggung tentang hal tersebut.
Di sisi lain, Tear adalah penyuka benda imut (seperti Mieu dan rappig milik Raja Peony) dan sangat takut pada cerita horor, walaupun ia akan sangat marah jika ada yang menyinggung tentang hal tersebut.
Jade Curtiss
Sebagai
seorang yang berpengaruh dalam militer Malkuth, Jade menawan Luke dan Tear
untuk membantunya dalam misi perdamaian ke Kimlasca. Jade memiliki kecerdasan
dan perspektif yang sangat rasional-faktual sehingga seringkali mengeluarkan
candaan sarkastik yang terkesan menguji kesabaran orang di sekitarnya. Ia
adalah pemilik Tartarus, yang digunakan sebagai salah satu mode transportasi
utama oleh Luke dan timnya.
Jade memiliki
masa kecil yang kompleks. Sejak kecil ia telah mampu menguasai enam fonon
sekaligus. Ambisinya untuk menguasai fonon ketujuh berujung pada kematian
masternya. Jade kecil lantas menciptakan teknologi yang disebut sebagai fomicry dalam upayanya menyelamatkan
sang master. Karena pengetahuannya yang
tak tertandingi tentang fomicry inilah,
Jade menjadi yang pertama menyadari bahwa Luke dan Asch sama-sama mengalami
disintegrasi fonon yang dapat berlanjut pada kematian.
Ada sebuah skit di game yang menyebutkan bahwa bisa dibilang Jade adalah 'kakek' Luke, karena ialah yang menciptakan fomicry. Jade menjawab (dengan straightforward face) bahwa dia tidak tertarik memiliki cucu seperti Luke XD
Ada sebuah skit di game yang menyebutkan bahwa bisa dibilang Jade adalah 'kakek' Luke, karena ialah yang menciptakan fomicry. Jade menjawab (dengan straightforward face) bahwa dia tidak tertarik memiliki cucu seperti Luke XD
Fon Master Ion
Ion adalah
anak laki-laki (suer dia laki-laki) yang menjadi simbol perdamaian di Auldrant.
Ia menerima misi dari Malkuth bersama-sama dengan Jade untuk menuju Baticul,
ibu kota Kimlasca. Trusting and forgiving,
Ion memiliki kebijaksanaan yang jauh di atas Luke. Keduanya bertemu dalam
insiden di Engeve yang membawa mereka ke Cheagle Woods. Ion mampu mengeluarkan
mantra Daath yang super powerful,
namun seringkali hal ini berdampak pada kelelahan luar biasa.
Berbeda dari
sebagian besar penduduk Auldrant, Ion percaya bahwa Score hanyalah satu dari
sekian banyak kemungkinan masa depan yang bisa dipilih. Ia menolak menjadikan
Score sebagai satu-satunya jalan untuk meraih prosperity. Ion juga merupakan satu-satunya individu yang secara
utuh memahami keinginan Luke untuk membuktikan eksistensinya di dunia. Ia menghadiahi
Luke seventh fonstone terakhir yang bisa dibacanya. Ion selalu menganggap Luke pada
dasarnya baik hati, namun tidak bisa mengungkapkannya dengan baik.
Anise Tatlin
Dalam usianya
yang sangat muda, Anise diberkahi kemampuan mengontrol fonon dan terpilih
menjadi Fon Master Guardian untuk Ion. Anise mengaku jatuh cinta pada Luke
karena Luke adalah anak orang kaya, sehingga ia fall out of love begitu mengetahui jati diri asli Luke. Keinginan
Anise menikahi pemuda kaya ini bukan tanpa alasan. Anise terlahir dari keluarga
miskin yang selalu terlilit hutang sehingga ia berambisi untuk membayar seluruh
hutang tersebut agar keluarganya bahagia. Seiring waktu, Anise kembali
mempercayai Luke dan mencurahkan emosi terpendamnya pada Luke setelah ia gagal
menjalankan tugasnya sebagai Fon Master Guardian.
Anise
memiliki boneka gargantuan yang dinamainya Tokunaga. Atas bantuan Dyst, Anise
mampu menggunakan fonon miliknya untuk merubah Tokunaga menjadi boneka raksasa
yang dapat dinaikinya. Ia berambisi menjadi Fon Master perempuan pertama
setelah masa Ion berakhir dan membuat Luke berjanji menjadi sponsornya.
Guy Cecil
Dalam Fabre
Manor, Guy adalah guardian pribadi
Luke. Bersama-sama dengan Natalia, Guy berperan penting dalam terbentuknya
kepribadian Luke setelah ia kembali ke Manor, tanpa mengetahui bahwa Luke saat
itu bukanlah ‘Luke fon Fabre’ yang asli. Meskipun demikian, Guy mengakui bahwa
Luke adalah sahabat terbaik yang dimilikinya dan memilih kembali pada Luke
daripada berdiri di sisi Asch. Bersama Tear (dan Mieu), Guy menjadi orang
pertama yang bersedia menerima Luke kembali.
Masa lalu Guy sangat kelam dan terikat erat dengan Duke Fabre, ayah Luke. Jade merupakan orang pertama yang menemukan identitas asli Guy dan hubungannya dengan Van, namun Guy memilih untuk move on dari dendam masa lalunya dan menerima kehidupannya saat ini sebagai guardian Luke.
Guy mengidap gynophobia, alias fobia terhadap wanita, namun lucunya, justru ialah yang paling dekat dengan definisi gentleman dibanding Luke (yang super brash) dan Jade (yang super sarkastik). Trait ini banyak menjadi humor di skit, dimana Guy akan kabur terbirit-birit setiap kali Tear, Natalia atau Anise mendekat XD
Natalia Luzu Kimlasca-Lanvaldear
Pewaris tahta
Kerajaan Kimlasca ini awalnya menggunakan blackmail
untuk bergabung dengan tim Luke ke Akzeriuth. Sikap bossy Natalia (yang jauh diatas Luke) berubah sejak Tear
menyelamatkan nyawanya dan ia pun menjadi dekat dengan Tear. Eksistensi Asch
dan Luke sempat vague bagi Natalia
hingga Luke menyatakan bahwa ia takkan pernah bisa menepati janji yang dibuat
Natalia bersama Asch. Perlahan, Natalia menerima bahwa Asch dan Luke adalah dua
orang yang berbeda dan berharap keduanya bisa hidup berdampingan.
Pada
pertengahan cerita, terungkap bahwa Natalia bukanlah anak kandung Ingobert,
namun ia tetap menjadi figur yang sangat dicintai oleh rakyat Kimlasca karena
loyalitasnya pada mereka. Seperti halnya Asch, Natalia berjuang dengan caranya
sendiri untuk mewujudkan janji yang pernah mereka buat bersama-sama. Ketegaran Tear berdiri di pihak yang berbeda dari sang kakak sedikit banyak memberi Natalia keberanian untuk berdiri tanpa Asch disisinya, dengan kesadaran penuh bahwa baik ia maupun Tear tidak sendirian.
Personally, dari semua tokoh, saya paling suka kepribadian Natalia di anime ini (kalau bukan soal kepribadian, saya suka Jade). Leadershipnya keren, humanitynya dapet, di satu sisi dia anggun, dan di sisi lain dia sangat tegar. Ya begini ini harusnya seorang princess di dongeng, she gets things moving, not just hope for something. Memang ada saat-saat di mana Natalia down, tapi tetap terlihat jelas bahwa dia memiliki kebesaran hati dan keberanian untuk menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya. Keren sekali.
Personally, dari semua tokoh, saya paling suka kepribadian Natalia di anime ini (kalau bukan soal kepribadian, saya suka Jade). Leadershipnya keren, humanitynya dapet, di satu sisi dia anggun, dan di sisi lain dia sangat tegar. Ya begini ini harusnya seorang princess di dongeng, she gets things moving, not just hope for something. Memang ada saat-saat di mana Natalia down, tapi tetap terlihat jelas bahwa dia memiliki kebesaran hati dan keberanian untuk menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya. Keren sekali.
It is true that I want to
crush the world. But don’t you still have people here who are precious to you?
People you want to protect? (Asch to Van)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
On
the Other Side of Our Heroes…
Ada banyak
sekali tokoh dalam anime ini, dan saya pikir bakal sangat membosankan kalau
saya bahas antagonisnya satu-satu. Jadi, pada bagian super spoiler ini, saya akan menjelaskan sedikit tentang the main antagonist. Ingat, ini super spoiler.
Vandeldesca Grants
Oke ini super spoiler. Van adalah dirijen di
balik semua hal yang dialami Luke dan Asch. Ialah yang membawa Asch (sebagai
Luke fon Fabre) dari Fabre Manor dan membuat replika dengan isofon yang persis
dan kemampuan hyperresonance yang
sama. Van bertindak sebagai swordmaster
bagi Asch dan Luke, dan berhasil meyakinkan Luke memicu runtuhnya Sephiroth di
Akzeriuth. Ia berambisi membangkitkan semua orang dari tempat kelahirannya,
Hod. Meskipun terkesan sangat kejam, Van sangat menyayangi Tear dan berulang
kali mengajak Tear untuk bergabung bersamanya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
So what? You are you, Asch is Asch. You may
be replica or whatever, but to me you’re the only real one. (Guy to Luke)
and What the Story Tells Us about…
Ada quote
yang menjadi favorit saya sejak bertahun-tahun silam, ‘every saint has a past and every sinner has a future’ dan saya
kira hal ini menjadi poin terpenting dalam anime ini. Seburuk apapun masa lalu
kita, sekelam apapun, seberapapun tidak bisa kita terima, kita masih punya hari
ini dan hari esok. Jadi berhentilah sebentar untuk kecewa dan merutuki diri,
lalu berjalanlah kembali.
Hal lain yang
juga menjadi hikmah dari dongeng ini adalah tidak ada hal yang sia-sia di dunia
ini. Setiap orang lahir untuk menjadi dirinya sendiri, tanpa tertutupi oleh
bayang-bayang orang lain. Karena kita adalah apa yang kita lakukan sendiri.
Karena kita adalah kenangan yang kita alami sendiri. Karena kita adalah apa
yang kita pikirkan dan inginkan terhadap diri kita sendiri.
This is probably the happiest time in my
life. (Luke to Tear)
My Favorite Scenes are…
- Mieu tanpa sengaja membakar wajah Luke tepat saat Luke memukul kepala Mieu.
- Tear teriak ketakutan karena mengira ada hantu, yang tidak bisa dipercaya oleh teman-temannya mengingat Tear biasanya super cool.
- Asch bermimpi (dengan disaksikan Luke) melihat dirinya di masa kecil yang terbuang dari Fabre Manor.
- Ekspresi wajah Mieu saat melindungi Luke yang nyaris dibully oleh Asch.
- Luke memotong rambutnya sebagai wujud atonement.
- Guy kaget karena Luke bisa mengatakan ‘thank you’.
- Luke diam-diam mengikuti Natalia dan tanpa sengaja mendengar perbincangan Natalia dan Asch.
- Ion memberikan seventh fonstone terakhir pada Luke dan membebastugaskan Anise.
- Tear berusaha menghibur Luke soal Guy, tapi malah makin membuat Luke makin sakit hati.
- Anise curhat pada Luke soal kegagalannya menjadi Fon Master Guardian.
- Luke mempertemukan Asch dengan keluarganya di Fabre Manor. Ayah dan ibu Luke meminta ‘kedua anak’nya untuk pulang bersama-sama setelah tugas mereka selesai.
- Jade menyebabkan salju runtuh dan Luke tidak sempat berlindung.
- Luke menggantikan tempat Asch untuk menetralisir miasma (nih… second best event, second best scene).
- Jade menyadari Luke berbohong pada teman-temannya soal kondisi kesehatannya sendiri.
- Luke meminta Mieu kembali ke Cheagle Wood, tapi Mieu berjanji tetap menunggu Luke kembali.
- 90% dari keseluruhan eps 24: Land of Glory >.<
- Luke vs Asch. Paling awal hingga paling akhir. (duh… best event, best scene XD)
- The very final scene, obviously XD
Isn’t it because they’re
good friends that they fight so often? (Ion to Anise). It’s just like Luke and
Tear’s relationship. (Guy to everyone). It’s the same! (Mieu to everyone)
As an
Adaptation of a Game…
Bisa jadi
penonton bakal berkomentar seperti ini, “Itu pasukan musuhnya lemah amat sih?
Cuman lawan anak-anak kecil aja gak bisa,”. Hehe… Yah, itulah namanya role playing game genre adventure. Akan selalu muncul sepasukan heroes usia belasan hingga mid twenties yang dapat menghadapi tokoh
antagonis yang jauh lebih tua.
Kemudian
mungkin ada yang berkomentar, “Itu raja-rajanya gak bisa ngapa-ngapain ya
kecuali minta tolong sama tokoh utama?” Well… kalo rajanya yang dominan, pasti
si raja-lah tokoh utamanya, hahaha :p
Atau mungkin
ada yang bilang begini, “Gak mungkin banget ada orang yang takdirnya menampung
semua kesalahan yang ada di dunia dan mendadak bisa merubah dunia sekaligus,” Hmm…
bukannya hampir semua cerita intinya ya seperti itu? Apalagi model adventure begini, pasti ada orang yang
tertakdirkan untuk melakukan sesuatu.
Yah, tidak
apa-apa, semua orang punya penilaiannya sendiri-sendiri. Kalau saya diminta
memberi nilai terhadap anime ini, maka nilainya adalah 8.2/10. Maunya saya
tulis 8.5, tapi ndak jadi karena ada beberapa adegan berdarah yang mungkin
membuat agak kurang nyaman ditonton. Overall,
worth to watch :)
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Phew, that’s it. Senang rasanya bisa membuat
review ini. Saya nonton dan download anime ini disini: http://www.chia-anime.com/tales-of-the-abyss.
Dengan durasi total sekitar 600 menit dalam 26 episode, anime ini bisa menjadi
rujukan tontonan yang cukup berbobot. Do
not judge a book from its format, artinya walaupun anime, bukan berarti tidak
bisa memberikan masukan kehidupan yang baik buat penontonnya.
and This is My Favorite Picture to End This Review…
Wah keren, jd mau nonton
BalasHapusBoleh banget :D
BalasHapus