Senin, 15 Agustus 2011

Diagnostika: Sebuah Cerita tentang Dexa dan Hippo


Dari sebuah tempat yang dinamakan LPM Diagnostika, dan dipicu oleh keadaan dan kebutuhan, sesuatu muncul di benak saya yang waktu itu memliki pekerjaan sampingan sebagai illustrator dadakan di LPM Diagnostika. Ada sesuatu menggelitik benak saya saat teman-teman menyebutkan kata “maskot”.

Terpikir oleh saya membuat maskot untuk Diagnostika, sekaligus menjadikan maskot tersebut sebagai tokoh dalam komik/ doujin khusus LPM Diagnostika. Maka pada tanggal 4 Mei 2008, lahir dari benak saya sebuah karakter yang lantas saya sebut sebagai Dexa. Bunder, imut, seperti gambaran maskot-maskot pada umumnya. Warna hijau sebagai warna badan Dexa merupakan keputusan tiba-tiba yang saya ambil ketika saya melihat kura-kura kami di LPM Diagnostika yang (tentu saja) berwarna hijau :’)

Tapi ternyata karakterisasi Dexa tidak cukup mewakili semua karakter produk LPM Diagnostika, sehingga bahkan pada hari ulang tahun saya tanggal 5 Mei 2008, saya masih memutar otak tentang apa yang harus dilakukan dengan Dexa yang baru berumur kurang dari 24 jam ini. Bagaimanapun, bagi saya, LPM Diagnostika adalah tempat yang ceria, memberikan banyak kegembiraan sejak saya bergabung di dalamnya, dan tidak pernah membuat saya bosan walaupun ruangan kami hanyalah ruangan sederhana yang tidak terlalu luas untuk ukuran sebuah organisasi mahasiswa.

Karakterisasi Dexa cocok dengan image saya tentang LPM Diagnostika, namun tidak mewakili secara keseluruhan, karena LPM Diagnostika juga sarat pemikiran kritis dan penuh pekerja keras serta orang-orang berkomitmen tinggi.

Jadi menurut saya, sepertinya akan butuh satu maskot lagi. Maka pada tanggal 6 Mei 2008, lahirlah ‘adik’ Dexa dari benak saya, yang kemudian saya sebut Hippo. Sebenarnya sempat terpikir untuk menukar nama keduanya, tapi, berhubung image si ‘adik’ ini berupa pensil dengan raut wajah yang lebih serius, saya memilih menamakan si ‘adik’ dengan nama Hippo, mengambil nama bulletin LPM Diagnostika yang dinamakan Hippocrates
Karakterisasi Hippo melengkapi karakterisasi yang kurang menonjol dari Dexa. Hippo saya tampilkan sebagai sisi kritis, pemikir, dan pemilik dedikasi tinggi dari LPM Diagnostika. Personalisasinya lebih ke arah paparazzi, daripada personalisasi Dexa yang lebih laidback. Keduanya saling melengkapi, tak bisa disatukan dan tak bisa dipisahkan, hahaha, jadi ya memang harus selalu digambar bersama-sama.

Jadilah dua karakter yang selalu muncul dalam dua komik/doujin saya untuk LPM Diagnostika setelahnya. Cukup seru juga membuat cerita-cerita dengan tokoh Dexa dan Hippo. Saya sangat menikmati menggambar keduanya, karena saya merasa kecintaan saya terhadap LPM Diagnostika terasa overflowing saat jari-jari saya menari membentuk Dexa dan Hippo.

Setelah menyempurnakan karakterisasi Dexa dan Hippo, seperti yang saya tulis dibawah, saya meneruskan membuat SOP (standart operational procedure) untuk penggambaran Dexa dan Hippo. Awalnya saya berpikir bahwa maskot yang pernah muncul dalam beberapa edisi LPM DIagnostika ini bisa berlanjut terus, dan karena itu, diperlukan standar khusus untuk penggambaran, pewarnaan dan terutama, karakterisasi. SOP ini sempat saya berikan pada beberapa orang junior sepeninggal saya di LPM Diagnostika, sebenarnya.

Saya sebenarnya cukup kecewa karena sepeninggal saya di Diagnostika, tidak ada yang meneruskan kecintaan saya terhadap karakter Dexa dan Hippo. Yap, komik/ doujin yang sempat mengisi tiga edisi menjadi nyaris tidak ada lagi, dan sekarang sepertinya sudah tidak ada sama sekali. Rasanya Dexa dan Hippo hanya berada sebentar saja disana, mereka ada hanya saat saya ada, dan itu lumayan menyedihkan sebenarnya buat saya, hahaha… Tapi suatu organisasi, terutama organisasi pers, memang harus berubah terus, saya tentunya tidak bisa meminta komunitas Diagnostika yang sekarang ini untuk terus menerima keberadaan Dexa dan Hippo bersama mereka jika memang mereka tidak mau.

Saat ini, Dexa dan Hippo masih hidup dalam hati dan ingatan saya. Sejalan dengan ingatan saya tentang LPM Diagnostika yang tidak akan pernah mati, maka Dexa dan Hippo juga tidak akan pernah pergi. Gambar profil yang saya pakai di blog saya merupakan karya terakhir saya untuk Dexa dan Hippo, yang menampilkan Dexa dan Hippo disamping kanan dan kiri saya.

 Jauh di dalam hati, arti sebenarnya dari karya terakhir saya tentang mereka adalah bahwa selamanya, walalupun dunia tak lagi mengenal Dexa dan Hippo, seperti yang pernah saya impikan dengan sangat, mereka akan tetap menjadi dua perwujudan cinta saya terhadap LPM Diagnostika, dan semua orang yang saya kenal di dalamnya.

Dexa and Hippo, will live forever, by my side :’)

-Dexa Original Characterization-
Nama: Dexa Crates
Born: 4 Mei 2008
Hobi dan keahlian: menulis esai hingga berpuluh-puluh halaman, blogging, mengumpulkan benda-benda warna hijau (misal: kura-kura), main adventure RPG
Kelemahan: tidak punya GIT, mudah menggelindung (soalnya kepalanya bulat dan besar ^^v)

KARAKTERISASI
                 Dexa adalah symbol majalah Diagnostika, namanya diambil dari nama DX yang kemudian divokalkan menjadi Dexa. Karakterisasi Dexa mewakili karakterisasi majalah Diagnostika dalam hal isi dan penyampaian kesan pada pembaca. Sifat dasar Dexa adalah ekspresif, mampu mengekspresikan segala macam hal dari kegembiraan hingga kesedihan.
                 Topi merupakan penanda utama karakter Dexa, sehingga tertulis tulisan DX. Warna topi Dexa sama dengan warna topi Hippo. Benda-benda yang dibawa Dexa adalah kertas dan mikrofon yang menggambarkan kehidupan jurnalis Dexa.
                 Badan Dexa berwarna hijau, yang filosofinta sebagai warna alam yang banyak ditemui orang, dengan kata lain. Dexa bisa berteman dengan semua orang. Filosofi lain dari warna hijau yang juga dibawa Dexa (dan majalah Diagnostika) adalah ”alleviates depression, nervousness and anxiety, and offers a sense of renewal, self control and harmony”, jadi posisi Dexa cenderung sebagai moodmaker, penceria, dan pemersatu orang-orang di sekitarnya.
Dalam cerita DxH, Dexa memiliki gaya bicara yang lugas dan jujur. Ia memiliki ketertarikan berada bersama orang lain sehingga tidak pernah terlihat sendirian. Ekspresi wajah Dexa digambarkan sesuai keadaan, bisa tertawa lebar maupun menangis lebar, tergantung alur cerita. Meskipun begitu, Dexa bisa bersikap lebih dewasa daripada Hippo jika diperlukan.

-Hippo Original Characterization-
Nama: Hippo Crates
Born: 6 Mei 2008
Hobi dan keahlian: ahli fotografi (cenderung sebagai paparazzi yang agak ekstrim), wawancara kupas habis, memnaca segala jenis buku, main fighting RPG
Kelemahan: tidak punya GIT, ‘jalan’nya lambat (karena hanya punya satu ‘kaki’)

KARAKTERISASI
                 Hippo adalah symbol dari bulletin Hippocrates, namanya diambil dari nama bulletin tersebut lalu dipendekkan menjadi Hippo. Karakterisasi Hippo mewakili karakterisasi bulletin Hippocrates yang cenderung merupakan hasil pemikiran kritis. Sifat dasar Hippo adalah logis, menghadapi segala hal dengan logika.
                 Topi merupakan penanda penting bagi karakter Hippo dengan lambang huruf ‘H’ warna topi sama dengan warna topi Dexa, menandakan bahwa mereka bersaudara. Benda-benda yang dibawa Hippo adalah kamera, menggambarkan kehidupan jurnalis Hippo. Hippo memakai kacamata, untuk menggambarkan sifat pemikir, logis dan kritisnya.
                 Badan Hippo berwarna oranye, yang menggambarkan semangat yang tidak pernah habis, pemikiran kritis dan logis. Filosofi dari warna oranye yang juga dibawa Hippo (dan bulletin Hippocrates) adalah ”represent enthusiasm, fascination, happiness, creativity, determination, attraction, success, encouragement and stimulation”, jadi posisi Hippo cenderung sebagai pengobar semangat untuk orang-orang di sekitarnya.
                 Dalam cerita DxH, Hippo tidak bicara sebanyak Dexa. Ia cenderung selalu punya hal untuk dikerjaka sehingga tidak selalu ada bersama Dexa dan teman-temannya. Ekspresi wajah Hippo cenderung agak dataar dan tidak terlalu terpengaruh keadaan sekitar, walaupun pada saat-saat tertentu ia bisa meledak juga. Hippo senang mencoba banyak hal untuk memperkaya logikanyaa. Dalam banyak aspek, karakterisasi Hippo cenderung nampak lebih dewasa daripada Dexa.





3 komentar:

terima kasih sudah membaca, have a good day!