Bangun pagi dengan segudang rencana itu sudah biasa,
Mulai saat membuka mata, sejumlah jadwal terdisplay dengan otomatis : mulai kerjaan sbg young female in the house, harus berangkat jam berapa, apa yang harus dilakukan nanti di kampus, rencana pulang jam berapa, apa yang nanti harus dikerjakan setelah pulang, apa yang harus selesai hari ini dan apa yang bisa ditunda,
Sejak menjalani kehidupan ganda sebagai pengajar dan yang diajari, ada sekian banyak pagi yang seperti itu,
Berangkat pagi buta dan pulang saat matahari tenggelam bukan hal aneh,
Dan minggu lalu saya ngakak saat seorang mahasiswa dengan herannya bertanya, "lho dokter, kok tumben belum pulang?"
Eh what? Apa dek? Tumben? Hahaha XD
Anyway, pagi ini beda,
Membaca sebuah postingan di salah satu socmed saya sadar sesuatu,
Kapan terakhir kali saya bangun pagi tanpa mikirin hal seperti itu?
Ada berapa banyak hal yang terkorbankan dalam adulthood?
Berapa banyak sisi childlike yang masih dimiliki orang dewasa?
Biasanya saya melakukan getaway dengan cara main bareng teman-teman terdekat saya,
Namun seiring dengan kewajiban yang semakin besar, waktu pun terasa mungsret, ada banyak kesempatan getaway yang hilang begitu saja,
Entah karena saya yang berhalangan, entah dari pihak lain,
Akibatnya?
Beberapa orang memang masih berstatus soulmates saya walaupun berada jauh sekali,
Sebagian lainnya mengalami "ah ya sudah...", semacam itulah,
Nobody is to blame
Usia bertambah, maka kewajiban pun bertambah, itu hal yang luar biasa wajar,
Tapi memang sih, buat menjaga sebuah 'ship', kita butuh sacrifice,
Masalahnya adalah seberapa besar sacrifice yang harus dibuat dan mau tidaknya kita menjalaninya,
Rasanya tidak bijak juga menjadikan rutinitas sebagai kambing yang kecemplung aspal,
Tapi moga-moga saja setelah ini saya bisa menyeimbangkan semua hal yang ingin saya seimbangkan,
Bisa memperbaiki banyak tali silaturahmi sehingga tidak mudah putus saat lomba tarik tambang
#oposeh
Semoga Allah memberikan kemudahan, kelancaran rejeki dan kemampuan membagi waktu untuk saya dan siapapun yang membaca tulisan ini,
Amiiiiinn...
*written as a sign of flight of ideas, in between the pouring rain of a cold day*
Mulai saat membuka mata, sejumlah jadwal terdisplay dengan otomatis : mulai kerjaan sbg young female in the house, harus berangkat jam berapa, apa yang harus dilakukan nanti di kampus, rencana pulang jam berapa, apa yang nanti harus dikerjakan setelah pulang, apa yang harus selesai hari ini dan apa yang bisa ditunda,
Sejak menjalani kehidupan ganda sebagai pengajar dan yang diajari, ada sekian banyak pagi yang seperti itu,
Berangkat pagi buta dan pulang saat matahari tenggelam bukan hal aneh,
Dan minggu lalu saya ngakak saat seorang mahasiswa dengan herannya bertanya, "lho dokter, kok tumben belum pulang?"
Eh what? Apa dek? Tumben? Hahaha XD
Anyway, pagi ini beda,
Membaca sebuah postingan di salah satu socmed saya sadar sesuatu,
Kapan terakhir kali saya bangun pagi tanpa mikirin hal seperti itu?
Ada berapa banyak hal yang terkorbankan dalam adulthood?
Berapa banyak sisi childlike yang masih dimiliki orang dewasa?
Biasanya saya melakukan getaway dengan cara main bareng teman-teman terdekat saya,
Namun seiring dengan kewajiban yang semakin besar, waktu pun terasa mungsret, ada banyak kesempatan getaway yang hilang begitu saja,
Entah karena saya yang berhalangan, entah dari pihak lain,
Akibatnya?
Beberapa orang memang masih berstatus soulmates saya walaupun berada jauh sekali,
Sebagian lainnya mengalami "ah ya sudah...", semacam itulah,
Nobody is to blame
Usia bertambah, maka kewajiban pun bertambah, itu hal yang luar biasa wajar,
Tapi memang sih, buat menjaga sebuah 'ship', kita butuh sacrifice,
Masalahnya adalah seberapa besar sacrifice yang harus dibuat dan mau tidaknya kita menjalaninya,
Rasanya tidak bijak juga menjadikan rutinitas sebagai kambing yang kecemplung aspal,
Tapi moga-moga saja setelah ini saya bisa menyeimbangkan semua hal yang ingin saya seimbangkan,
Bisa memperbaiki banyak tali silaturahmi sehingga tidak mudah putus saat lomba tarik tambang
#oposeh
Semoga Allah memberikan kemudahan, kelancaran rejeki dan kemampuan membagi waktu untuk saya dan siapapun yang membaca tulisan ini,
Amiiiiinn...
*written as a sign of flight of ideas, in between the pouring rain of a cold day*
posted from Bloggeroid
amin ya rabb, pernah dengar begini jadi orang dewasa itu tak enak ya, tapi bagaimanapun setiap orang pasti akan melewati proses itu, jadi mau tak mau kita harus tetap melewatinya hahaha, benar kapan ya ari juga bangun tanpa mikirin apa yg harus dilakukan hr ini tapi malahan kadang2 kebawa mimpi hahaha
BalasHapus@ari: seringnya sih pingin jadi anak kecil terus, hahaha, sayang tambah tua aja nih tiap hari :p
BalasHapus@saa: hei kau, ngilang kemana saja sih? aku kan bingung mau deliperi, akhirnya kumakan sendiri *pura pura kecewa*