Minggu, 28 Desember 2014

Silliest Judgement of the Year

Kalau napak tilas perjalanan selama setahun ini, ada beberapa judgement yang dibuat oleh beberapa orang di sekitar saya.
Bukan sekedar judgement biasa, lebih seperti 'mantera' yang mereka sebul ke saya terkait masa depan saya...

... yang semuanya (pada akhirnya) tidak berlaku ke saya, btw.


One said, "Kau pasti bakal bosan pakai ransel dan mulai pake tas jinjing,"

The fact, ransel masih jadi pilihan saya di hampir segala situasi. Lihat deh, lihat deh, para pembicara seminar yang keren-keren kebanyakan juga pakai ransel.
Siapa tahu kalau pake ransel terus bisa ketularan gitu? Hehehe :D
Alasan saya suka pakai ransel adalah:
1. Kedua tangan saya bebas bergerak
2. Saya bisa ngautis dengan lebih nyaman pake dua tangan i.e. kadang saya ngetik atau (lebih parah lagi) main game sambil jalan



One said, "Kau pasti lama-lama bakalan jadi girly dan suka pink,"

The fact, bukannya saya ndak suka pink, saya cuma akan (selalu) milih warna selain pink kalau memungkinkan. Faktanya saya tidak terlalu punya preferensi soal warna walalupun saya ngaku kalau warna favorit saya adalah biru.
Alasan saya menaruh pink di urutan terakhir adalah:
1. Simply too soft and not too suitable for my personality
2. Soalnya saya cantik banget kalau pake pink (dan kemudian ada sandal, sepatu, piring, garpu dan pacul yang beterbangan)


One said, "Kau pasti lama-lama bakalan pilih pakai stileto,"

The fact, saya hanya punya satu stileto yang saya gunakan di acara-acara tertentu saja (bisa dibilang mungkin dalam setahun belum tentu ada 24 jam kalau ditotal). Sehari-harinya saya suka pakai sandal jepit (bukan merek sw*llow) atau wedges.
Alasan saya kurang tertarik stileto adalah:
1. Karena hak belakangnya suka ndelesep (tenggelam) kalau jalan di tanah
2. Stileto mengurangi mobilitas, padahal saya suka jalan setengah lari jadi saya butuh kaki dengan keseimbangan yang tidak terganggu


One said, "Kau pasti lama-lama suka drama korea kalau sudah nonton,"

The fact, saya hampir ndak pernah nonton drama korea, hahahaha. Cuma movie korea saja yang pernah nongol di laptop saya.
Alasan saya jarang nonton korea adalah:
1. Terlalu panjang, padahal attention span saya cukup pendek, cuma sekitar 10 episod
2. Saya selalu mengalami kesulitan membedakan wajah pemainnya karena di mata saya mereka semua tampak sama


Yah, bukannya alay, tapi ini kaleidoskop, jadi hak-hak saya dong cerita tentang diri saya, hahahaha *nyengir lebar*

In fact, atas semua hal yang terjadi, empat hal diatas adalah yang seringkali muncul dari orang-orang di sekitar saya sejak bertahun-tahun silam, terutama soal ransel.
Seorang sahabat saya sejak SMA yang ketemu saya beberapa waktu yang lalu malah (agak) histeris melihat saya masih bawa ransel dan berkomentar, "Kau ini dokter apa anak SMA?" dan dia termasuk pihak yang paling ngotot bahwa suatu hari nanti saya bakalan keranjingan tas jinjing seperti sebagian besar wanita lainnya.

Personally, apa sih enaknya tas jinjing? Ndak capek ya mbawanya cuman di satu bahu aja? Secara saya hampir tiap hari bawa barang berat, ndak terpikir bagi saya bagaimana membebani satu bahu saja atas beban tersebut.

Saya juga ndak habis pikir bagaimana teman-teman kerja saya bisa naik motor sambil memanggul tas jinjing tersebut di bahunya. Menurut saya sih itu fully impractical alias tidak praktis. Hahaha, terakhir kali saya berkomentar demikian, teman perempuan saya ngeliatin saya seakan saya alien dari Pluto :p

Hidup memang cuma sekali, tapi kalau bisa praktis kenapa harus repot? Jaga image feminin kali ya? Hmm... Saya lebih tertarik image dinamis daripada feminin, fyi, hehehe :p

Let's see lah, siapa tahu judgement aneh diatas bisa terjadi. Yah siapa tahu? Though I don't really think so :p


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih sudah membaca, have a good day!