life is not easy, but I am not me if I give up halfway.
Jika ada hal terakhir yang saya ingat setelah pulang kerja hari ini, itu adalah karena seseorang memberikan saya 'big hug' sebelum saya pulang.
Oke, ini mbicarain teman saya yang bergender perempuan.
Disaat seperti ini, saya memahami bahwa saya sungguh-sungguh Enneagram tipe 7 yang kebetulan berkriteria ENTP. Mekanisme pembelaan ego saya adalah flight.
Flight away.
Bukan cara yang sehat untuk menyelesaikan masalah, hehehe...
Apa hubungannya dengan big hug dari teman saya diatas?
Well, she brought me a very terrible bad news.
Tapi bersamaan dengan itu, dia juga orang pertama yang berdiri di samping saya di saat saya pertama kali memproses fakta tersebut.
Subhanallah...
Saya bersyukur bahwa dialah yang membawa kabar tersebut pada saya.
Why?
Karena setelah ia menyampaikan bad news tersebut, ia berdiri di samping saya dan menjadi orang pertama yang menguatkan saya.
Ia tidak ikut mengharu biru bersama saya, namun saya bisa merasakan dari big hug yang ia berikan bahwa ia merasakan kekecewaan super duper dalam yang saya alami sore ini.
Ia percaya sepenuhnya bahwa saya akan baik-baik saja, walaupun saat itu saya jauh dari baik-baik saja.
Dan sejujurnya, itulah yang saya butuhkan.
Saat saya berada di titik terendah, yang saya butuhkan adalah orang yang menarik saya keatas dengan cara mempercayai bahwa saya akan baik-baik saja.
Dan sungguh, Allah mengirimkan dia untuk ada di samping saya sore ini tadi.
Dan buat saya, itu adalah sebuah keajaiban.
Saat mendengarkan ia bercerita dan menyemangati saya, sebenarnya saya kaget juga, karena ia begitu paham kepribadian saya.
'You have your rebel side," she said dan saya pun tersenyum heran karena biasanya tidak banyak orang yang bisa melihat sisi saya yang satu itu.
This person really understands me.
Bisa dibilang, mungkin ia adalah satu dari sedikit orang yang bisa benar-benar memahami apa yang saya alami karena ia sendiri pernah ada di posisi saya.
Dan sejujurnya, agak sulit menemukan orang yang pernah ada di posisi saya.
Jadi, saat ia berkata, 'Aku tahu gimana rasanya,' saya bisa yakin 100% bahwa she really meant it. Bahwa ia tak sekedar menghibur saya, namun ia sungguh-sungguh paham apa yang saya rasakan, apa yang berjalan di kepala saya, apa yang mungkin bisa saya lakukan, dst.
Dan saya bersyukur memilikinya di sisi saya, terutama di sore hari tadi.
Sejak lama ia berperan menjadi big sis untuk saya. Jika saya umpamakan bunga (mungkin nama sebenarnya), menurut saya, ia adalah bunga matahari, karena dia adalah orang yang benar-benar berkepribadian kuat, realistis, namun di satu sisi mudah berempati.
Dia kadang galak banget sama saya, hahaha, bahkan sering bertengkar sama saya, tapi entah bagaimana saya selalu balik ke dia.
Aneh.
Mungkin, saya nyaman sekali dengan orang yang satu ini karena kami sama-sama lebih mengedepankan fakta sebelum yang lain.
Secara saya ENTP gitu...
But at the very end of this day,
Setelah satu hari yang entah bagaimana sangat berat sekali untuk saya, pada akhirnya saya bisa menulis di blog ini sambil tersenyum.
Karena saya sadar, sesungguhnya bad news yang saya terima tadi adalah hasil berdoa saya juga sih, hehehe... karena sudah dikabulkan jadi saya merasa lucu kalau haru birunya terlalu lama.
Entah bagaimana, mudah sekali bagi saya menerima keputusan Allah kali ini.
Yah, setelah ini dicoba lagi. Masih ada besok, besok lusa, dan besoknya lagi kan?
Allah membuat saya gagal sekarang karena Allah tahu saya pasti super baper kalau gagalnya ditunda nanti-nanti.
Jadi, pada akhirnya saya pun bersyukur.
Alhamdulillah :)
this song saved me
that's life...
BalasHapus