Selasa, 07 Agustus 2018

C H A N G E


you've changed... you're no longer the same person I used to know, but it is a good change.

Saya agak ngakak ketika teman lama saya menyampaikan hal diatas. Kalimat diatas bukan pertanyaan (dan kalaupun pertanyaan itu retorik banget), tapi cukup membuat saya bertanya pada diri sendiri, seberapa banyak saya berubah? Hmm... let's see..

how much have I changed after I started this blog, six or seven years ago?

That is the rhetoric question, with only one possible answer: SO MUCH... but not too much.

Menghabiskan waktu selama dua mingguan lebih sedikit di kota yang jauh dari mana-mana (jauh dari tanah air pula, walaupun ndak jauh-jauh amat) memberikan saya kesempatan cukup banyak untuk... ... bertingkah seperti orang kurang kerjaan yang hobinya 'staring blankly at the sky'.

Teman seperjuangan saya sempat mengira saya homesick, tapi sebenarnya enggak juga. Salah satu kebiasaan saya (yang entah kapan munculnya) memang staring at the sky, taking picture of the sky, smiling at the sky, ahahahaha XD

Honestly, setelah kejadian tahun 2012, saya sempat agak 'trauma' soal 'staring at the sky', apalagi ditambah kata 'blankly' dalam frase tersebut,

but sky gives me so much things to feel thankful about.

It doesn't matter how far you go, and how far you're separated from people dear to you, because right now, right at this very moment, they are still under the very same sky as you. It is something to be thankful.
Also...
The sky is a wonder. Space gives us void and sense of minuscule, unimportant life. Out there in the space, death is inevitable within seconds. But here, under the blue and black sky, life flourishes. We are alive because of this sky above us. It is something to be thankful.

Kebiasaan saya yang lain yang entah kapan muncul adalah ketidakinginan difoto. I wonder why...
Sekitar lima tahunan yang lalu, saya hobi selfie, I admit it, tapi saat ini, bahkan teman seperjuangan saya harus maksa saya supaya saya mau difoto.

Why?

Entahlah. 

Entah sejak kapan saya lebih suka ambil foto daripada difoto. Maybe because I am a lot more charming when being seen in person than from photos? (terakhir kali saya bilang begini, orang yang dengar menatap saya seakan-akan saya sesuatu yang bercula satu, ohohohoho :p)

honestly, I start to find the happiness at observing my surrounding. It is no longer 'what about me' but rather, 'what is really going on here'. I won't say I act out of sympathy, since it is never my strong trait at the first place. I grow to like observing since it gives me a lot of complicated strings to unravel.

Semacam begini... Kita pergi ke suatu tempat, disitu ada ukiran, maka yang ada di pikiran saya saat ini tidak lagi sekedar 'how beautiful it is', tapi 'why do they make that kind of things?'. 

So it is no longer about 'HOW DO I LOOK WHEN I STAND THERE' but rather, "WHY DID THEY MAKE THAT'-like question.

Oke, lebih banyak manakah anggota dari dua kelompok berikut: orang yang purely berfoto untuk diupload dan mendapat 'like', dan orang yang purely berfoto untuk merekam memori bahwa mereka pernah disitu untuk mengapresiasi sesuatu? Another rhetorical question, LOL :p

Oh, satu hal yang lucu, hahaha, ada seorang sepupu saya yang mengira saya bergolongan darah B.
Awalnya saya heran kenapa dia beranggapan demikian, tapi setelah saya lihat balik, hmm... iya sih ya... tingkah laku saya agak lebih condong ke golongan darah B daripada O. 

Tapi honestly itu hanya judgement dari komik golongan darah, so it's nothing to be weird about, LOL :p

Ada satu hal yang menurut saya paling drastis perubahannya dalam diri saya, yaitu,
I (kinda) lost my sense of emergency for so many things people see as 'emergency'.

That's... a bit dangerous, but I think it suits my ENTP self just fine.
Saya masih punya 'drive' yang lumayan tinggi bahkan untuk ukuran saya, tapi (entah sejak kapan), saya punya prinsip: 

I'll think about it when it happens, so as long as it doesn't happen, I'll think about something else that is currently happening.

So 'P'.
Kebetulan 4 anggota keluarga saya terdiri atas 3 P dan 1 J, 3 T dan 1 F, 4 N, 2 E dan 2 I; jadi... semacam keluarga saya bisa memahami hilangnya sense of emergency pada beberapa aspek yang harusnya dianggap emergency :p
(hanya mereka yang paham MBTI yang tahu maksud paragraf diatas).

Jadi banyak berubah kah saya?
Iya lah... mana mau saya hidup monoton sama terus? Wakakak :D


(Originally written in happy solitude, July 7th, 2018, in Ubon, Norttheast Thailand)








1 komentar:

terima kasih sudah membaca, have a good day!