Rabu, 07 Januari 2015

Perjuangan Menulis Biodata

Saya lebih suka ngerjain soal daripada menulis biodata.
It's boring.
Atau lebih tepatnya, saya suka ndak ngerti apa yang harus saya tulis di beberapa poin di biodata saya.

Dan ini maksudnya bukan semacam Curriculum Vitae yang biasanya saya cantumkan di proposal penelitian.
Eeeeh?
Disaster, partly.

Yah okelah. Nama, oke. TTL, oke. Status (warganegara, marriage, pendidikan), oke. Alamat, oke. Pengalaman macam-macam, oke.

Cita-cita, not okay. Soalnya cita-cita saya jadi astronot tapi saya masih berpijak di planet bumi sebagai dokter.

Hobi, hmm… for me it’s okay, but for others it may be too absurd. Saya tidak tahu hobi saya apa, karena definisi hobi adalah: hal yang disukai.
Nah, masalahnya, ada banyak hal yang saya suka. Mulai dari tidur, bangun, makan, mandi, ngampus, ngelab, nulis, ngegame, masak, nyetir, mbaca, dst.
Saya bisa membuat satu halaman folio penuh dengan hal yang saya suka di muka bumi ini.
Oke, kalau begitu apa aktivitas yang paling saya sukai dari keseharian saya?

Hm... bernapas.

Dan bayangkanlah sebuah biodata mencantumkan hobi: bernapas.
*krik*

Tapi hal yang paling membuat saya ‘frrrrrooooowwwwnnnn’ adalah saat saya ditanya apa moto hidup saya.

Er… saya baru sadar kalau saya tidak punya moto hidup.


Iya memang saya sering mengeluarkan kata mutiara, kata permata, kata berlian, bahkan kata batu kali, tapi apa itu moto? Heh… Banyak amat…
Yang saya tahu adalah saya hidup melakukan apa yang terbaik yang saya lakukan. Selesai.

Jadi bisa dong moto hidupnya: melakukan yang terbaik.

Hahahahahaha XD
No.

Saya terlalu laid back untuk menjadikan itu moto hidup saya.
Memang, saya berusaha yang terbaik, tapi tidak sebegitunya.
Rasanya moto hidup seperti itu terlalu ‘tinggi’ buat saya :p
I mean, I know when to give up.

Okay, it doesn’t work that way.
I have to fill those up. Hobby and motto.

Baiklah, karena tadi di tempat hobi saya menyebutkan ‘tidur’ sebagai kata pertama, maka mungkin itulah hobi saya.
Etapi ndak juga sih, saya hobi begadang kalau punya banyak film untuk ditonton atau dungeon untuk dikomplitkan.
Dungeon lagi…
Oke fine, hobi saya, main game.
Settled.
Whatever they say. Whaaatever.

Btw, itu juga jawaban saya waktu ditanya apa hobi saya saat prajab, hahaha XD

Next next, motto…
Agh…
At times like this I wish I could be so romantic.
Yet I am not.
Phew.

….
….
Then everything is jumbled inside my brain.
….
Can I go without motto?
No. I guess so.

Motto: my life, my magic.
Oh ayolah, that’s beautiful, tapi saya bukan penyihir betulan.

Motto: LIVE.
Huaaa… itu, motto?!

Motto: nice to meet you how you’ve been I can show you incredible thing.
Plagiarism to Taylor Swift. A definite no.

Terus apa? Sesumbar bahwa ‘I am ordinary but trying to become extraordinary’.
No way, semua orang adalah ekstraordinari. With all humble-ness, saya tidak pernah melihat diri saya sendiri sebagai ordinary, begitupun saya melihat orang lain. No one is ordinary.
Tapi semua orang terus berubah. Motto tidak akan selalu sama saat kau tanya orang sekarang dan besok dan besoknya lagi.
Lhah terus ini kenapa pake ditanya motto segala? Sebuah kalimat yang menurut saya penting hari ini mungkin takkan lagi sepenting sekarang saat saya ditanya besok pagi.
Besok pagi saya akan punya pemikiran baru, harapan baru, dsb.

Kalau motto dikatakan menggambarkan kepribadian, maka mungkin milik saya adalah: ‘change is good’

Oke, settled. Tulis saja itu.
Hahahahaha XD
Besok malam saat saya membaca ini pastilah saya berpikir, “Kenapa itu jadi motto?”

Agh… whatever.



NB: tiga jam di depan laptop dan saya belum selesai menulis hobi dan motto, fyi. I am really no good at things like this :(

1 komentar:

  1. Samaaaaa

    Kalau nulis biodata, bagian hobi diisi tidur atau nulis, tergantung siapa yang minta biodata

    Kalau motto, beda-beda tiap biodata, tergantung ingetnya apa, hahaha

    mungkin moto yang keren adalah,tak perlu menyesali apa yang sudah terjadi, tapi rencanakan sebaik mungkin apa yang akan terjadi

    #tsaaah

    BalasHapus

terima kasih sudah membaca, have a good day!