Saya lebih suka ngerjain soal daripada menulis biodata.
It's boring.
Atau lebih tepatnya, saya suka ndak ngerti apa yang harus saya tulis di beberapa poin di biodata saya.
Dan ini maksudnya bukan semacam Curriculum
Vitae yang biasanya saya cantumkan di proposal penelitian.
Eeeeh?
Disaster, partly.
Yah okelah. Nama, oke. TTL, oke.
Status (warganegara, marriage, pendidikan), oke. Alamat, oke. Pengalaman
macam-macam, oke.
Cita-cita, not okay. Soalnya
cita-cita saya jadi astronot tapi saya masih berpijak di planet bumi sebagai
dokter.
Hobi, hmm… for me it’s okay, but
for others it may be too absurd. Saya tidak tahu hobi saya apa, karena definisi
hobi adalah: hal yang disukai.
Nah, masalahnya, ada banyak hal
yang saya suka. Mulai dari tidur, bangun, makan, mandi, ngampus, ngelab, nulis,
ngegame, masak, nyetir, mbaca, dst.
Saya bisa membuat satu halaman
folio penuh dengan hal yang saya suka di muka bumi ini.
Oke, kalau begitu apa aktivitas
yang paling saya sukai dari keseharian saya?
Hm... bernapas.
Dan bayangkanlah sebuah biodata
mencantumkan hobi: bernapas.
*krik*
Tapi hal yang paling membuat
saya ‘frrrrrooooowwwwnnnn’ adalah saat saya ditanya apa moto hidup saya.
Er… saya baru sadar kalau saya
tidak punya moto hidup.
Iya memang saya sering
mengeluarkan kata mutiara, kata permata, kata berlian, bahkan kata batu kali,
tapi apa itu moto? Heh… Banyak amat…
Yang saya tahu adalah saya hidup
melakukan apa yang terbaik yang saya lakukan. Selesai.
Jadi bisa dong moto hidupnya: melakukan yang terbaik.
Hahahahahaha XD
No.
Saya terlalu laid back untuk
menjadikan itu moto hidup saya.
Memang, saya berusaha yang
terbaik, tapi tidak sebegitunya.
Rasanya moto hidup seperti itu
terlalu ‘tinggi’ buat saya :p
I mean, I know when to give up.
Okay, it doesn’t work that way.
I have to fill those up. Hobby
and motto.
Baiklah, karena tadi di tempat
hobi saya menyebutkan ‘tidur’ sebagai kata pertama, maka mungkin itulah hobi
saya.
Etapi ndak juga sih, saya hobi
begadang kalau punya banyak film untuk ditonton atau dungeon untuk
dikomplitkan.
Dungeon lagi…
Oke fine, hobi saya, main game.
Settled.
Whatever they say. Whaaatever.
Btw, itu juga jawaban saya waktu
ditanya apa hobi saya saat prajab, hahaha XD
Next next, motto…
Agh…
At times like this I wish I could
be so romantic.
Yet I am not.
Phew.
….
….
Then everything is jumbled
inside my brain.
….
Can I go without motto?
No. I guess so.
Motto: my life, my magic.
Oh ayolah, that’s beautiful,
tapi saya bukan penyihir betulan.
Motto: LIVE.
Huaaa… itu, motto?!
Motto: nice to meet you how you’ve
been I can show you incredible thing.
Plagiarism to Taylor Swift. A
definite no.
Terus apa? Sesumbar bahwa ‘I am ordinary but trying to become
extraordinary’.
No way, semua orang adalah
ekstraordinari. With all humble-ness, saya tidak pernah melihat diri saya sendiri
sebagai ordinary, begitupun saya melihat orang lain. No one is ordinary.
Tapi semua orang terus berubah. Motto
tidak akan selalu sama saat kau tanya orang sekarang dan besok dan besoknya
lagi.
Lhah terus ini kenapa pake
ditanya motto segala? Sebuah kalimat yang menurut saya penting hari ini mungkin
takkan lagi sepenting sekarang saat saya ditanya besok pagi.
Besok pagi saya akan punya
pemikiran baru, harapan baru, dsb.
Kalau motto dikatakan
menggambarkan kepribadian, maka mungkin milik saya adalah: ‘change is good’
Oke, settled. Tulis saja itu.
Hahahahaha XD
Besok malam saat saya membaca
ini pastilah saya berpikir, “Kenapa itu
jadi motto?”
Agh… whatever.
Samaaaaa
BalasHapusKalau nulis biodata, bagian hobi diisi tidur atau nulis, tergantung siapa yang minta biodata
Kalau motto, beda-beda tiap biodata, tergantung ingetnya apa, hahaha
mungkin moto yang keren adalah,tak perlu menyesali apa yang sudah terjadi, tapi rencanakan sebaik mungkin apa yang akan terjadi
#tsaaah