Minggu, 14 Agustus 2011

My 1st Comic

sejak kecil saya suka nggambar, apapun itu, yang tampak mata maupun yang ada di angan-angan,
salah satu hasilnya adalah komik (lebih tepatnya doujin, sih...) yang saya buat khusus untuk LPM Diagnostika FK Brawijaya, tempat saya bernaung sebagai jurnalis selama empat tahun masa kuliah saya,
komik ini muncul di Majalah Diagnostika edisi Mei tahun 2008 loh :') (ya iya lah, kan redaktur pelaksananya saya sendiri -__-")
enjoy!
Komik yang ini saya ingat sebagai komik paling fenomenal yang pernah saya buat.
Sambutan yang saya terima sangat hebat, dan semuanya sangat membuat saya lega karena hasil kerja saya selama satu minggu lebih sedikit ternyata bisa memuaskan semua pihak.

Yah, tentu saja, ada yang protes mengapa image yang saya buat tentang mereka jadinya seperti ini, tapi toh akhirnya mereka juga bisa tertawa seperti halnya kami yang lain yang membacanya.

Ini juga satu-satunya komik yang saya buat untuk LPM Diagnostika yang menggunakan tokoh-tokoh asli di LPM Diagnostika (dua komik setelah komik ini pakai tokoh Dexa dan Hippo, dua mantan maskot LPM Diagnostika).
Ini pula satu-satunya komik untuk LPM Diagnostika yang saya buat hingga tiga halaman.
Komik ini salah satu bentuk rasa cinta saya sama LPM Diagnostika loh (huehehe..)



Halaman pertama komik ini menceritakan tentang Pemimpin Umum (PU) dan kelima “Ajudan Penting’-nya, yaitu Sekretaris Umum, Bendahara Umum, Pemimpin Redaksi, Koord Pengembangan SDM dan Koord Humas Usaha.

Kelima ajudan inilah yang menjadi perpanjangan tangan pak PU dalam mengoprak-oprak kami para commoners yang ceria :D

Ada banyak hal unik yang ingin saya sampaikan lewat komik ini,
Misalkan, kerja keras bunda Koord Pengembangan SDM dalam hal menyemangati para Ketua Pelaksana yang kadang masih rada ogah-ogahan mengerjakan proker (program kerja).

Sebenarnya, bunda Koord Pengembangan SDM adalah seseorang yang kalem, namun di baliknya sebenarnya ia adalah salah satu orang paling visioner dan punya semangat kerja yang cukup tinggi.
Karena alasan itulah, saya memparodikan figur bunda Koord Pengembangan SDM sebagai seseorang yang lebih menyuarakan isi hati yang stress dengan cara yang bisa dilihat itu, hehehehe :D

Cerita lain datang dari Jeng Pemimpin Redaksi, dimana hampir sepanjang tahun, ia akan sibuk ngoprak-ngoprak kami para commoners yang ceria.
Semakin dekat dengan deadline, ia semakin nampak mengerikan, apalagi setelah lewat deadline, bisa-bisa ia mempergunakan beberapa dari kami (termasuk saya) untuk menutupi kebolong-bolongan yang ada di majalah dsb, yang saya lakukan dengan senang hati karena toh saya memang suka nulis (baca: asal ada ide).
Meskipun demikian, dia adalah salah satu pemimpin terbaik yang pernah saya temui :)

Sebenarnya saya ingin menceritakan jauh lebih banyak pada halaman kedua, yang langsung di stop oleh Jeng Pemimpin Redaksi karena alokasi halaman buat saya sebenarnya hanya dua saja, hahaha :D


 
Halaman kedua ini saya isi dengan sepenggal cerita tentang Pak Koord Humas Usaha yang sangat gigih mencari uang kesana-kemari.

Yap, Humas Usaha adalah salah satu penyumbang uang penting dalam LPM Diagnostika, dan beliau banyak mengajari kami tentang bagaimana menggaet pihak sponsor, tapi (tentu saja) tidak pake senjata laras panjang seperti yang terlihat pada gambar :D


Mbak Bendahara Umum dan Bunda Sekretaris Umum sering saya lihat bersama-sama selama saya di LPM Diagnostika. Tapi  sebenarnya alasan mengapa saya menjadikan mereka berdua dalam satu frame adalah karena keterbatasan halaman -__-”

Bunda Sekretaris Umum banyak mengurusi proposal-proposal dan sebagainya, walaupun kalau menurut saya sih, kebanyakan proposal sudah jadi ketika sampai pada beliau :D
Image beliau yang aslinya kalem memang sengaja saya tampilkan disini :)

Sedangkan Mbak Bendahara Umum ini adalah salah seorang yang paling sangar tentang masalah proposal. Tentu saja, karena ialah tempat kami minta duit, hehehe..
Tapi asal tidak disinggung masalah perduitan, Mbak ini baik kok :p

Frame terbawah dari halaman kedua saya pakai menampilkan saat-saat dimana kelima Ajudan penting memberikan laporan berkala pada Pak Pemimpin Umum.
Sebenarnya saya kadang diajak ikutan juga sama Jeng Pemimpin Redaksi tapi biasanya saya tidak mau ikutan memikirkan hal-hal yang mereka pikirkan, hahaha :D

tapi bukan berarti saya tidak peduli loh, saya (super) peduli, tapi saya wujudkan dengan cara lain, bukan dengan cara menjadi jajaran pimpinan, karena saya sangat menikmati menjadi commoners ceria.

Halaman ketiga ini bonus yang saya usulkan pada Jeng Pemimpin Redaksi dengan ancaman saya bakal mogok kerja kalau tidak dituruti (maaf Jeng…).

Saya memang dikenal punya kemampuan membuat ramai ruangan LPM Diagnostika dengan selera humor saya yang agak sedikit aneh (termasuk doujin ini), dan itulah yang saya coba eksplorasi di halaman terakhir ini.

Disini diceritakan bahwa saya akhirnya hanya termasuk yang bolos kerja hingga harus diuber-uber oleh para ajudan, commoners ceria dan bahkan narasumber :D
Ending yang klasik sebenarnya kalau menurut saya, tapi tetap merupakan ending paling cocok :)

Dan satu hal, saya memang awalnya bisa dikategorikan super males selama jadi commoners ceria pada rentang waktu 2005 hingga 2006,


Tapi setelah itu saya sudah bertransformasi jadi yang paling rajin, hehehehe (maaf, narsis), jadi ending ini benar-benar fiktif!!

Kotak di pojok kanan bawah adalah penunjuk penting mengapa ide komik ini muncul di benak saya.
Yap, benar sekali, awalnya saya hanya ingin para senior saya mendapatkan sesuatu yang bisa mereka kenang di edisi majalah Diagnostika terakhir yang mereka dapatkan saat masih berstatus redaksi. 

Catatan akhir: sebagai kali pertama membuat doujin/komik, karya yang satu ini tidak akan terlupakan sampai kapanpun, plus juga wajah ceria dari para senior dan teman-teman saya ketika membaca hasil kerja saya ini masih bisa saya ingat dengan baik hingga sekarang,
LPM Diagnostika is the best!! :D

2 komentar:

  1. ehm boleh ya komen panjang? semoga boleh... dulu saya sering menang lomba karikatur :) senengnya minta ampun apalagi jadi ilustrator majalah sekolah. whoaaa.... namun ketika kenal pakarti (persatuan kartunis indonesia) dan saya sering ngirim gambar-gambar strip ke koran dan majalah malah gak pernah dimuat... ada apa ini? jadi kurius dan nanya sana-sini termasuk ke teman-teman pakarti ternyata ada banyak hal untuk bikin komik strip untuk dimuat... dan akhirnya memang dimuat.
    anda bener kok gambar kita dimuat dan diapresiasi orang lain membuat hidup kita lebih berwarna :) semoga anda tetap rajin bikin komik sampai saya beli karya anda di gramedia ya... see ya

    BalasHapus
  2. wah lha ya itu,
    skarang ndak pernah mbuat lagi T___T
    banyak kesibukan *hohoho, sok sibuk*
    maklum dulu saking cintanya sama persma sy rela-relain waktu dicuri2, lha kalo skarang? wah bisa dimarahi byk orang ini :D

    makasi tp
    seneng ada sesama pembuat karikatur yg tahu apa yg sy rasakan :D

    smoga suatu saat bisa mbuat lagi :D

    BalasHapus

terima kasih sudah membaca, have a good day!