They converge and take shape,
they twist, tangle, sometimes unravel, then connect again, that’s… time.
Title: Kimi No Na Wa / 君の名は / Your Name
Director: Makoto Shinkai
Producer: Noritaka Kawaguchi, Genki Kawamura
Seiyuu: Ryunosuke Kamiki, Mone Kamishiraishi, Masami Nagasawa, Etsuko Ichihara, etc.
Music: Radwimps
Cinematography: Makoto Shinkai
Distributor: Toho
Released: August 2016 (Japan), December 2016 (worldwide)
Duration: 107 minutes
Language: Japanese
Awards:
Best Animated Feature Length Film (49th Sitges Film Festival)
Best Animated Feature Special Distinction Prize, Best Animated Feature Audiences Prize (18th Bucheon International Animation Festival)
Nominated as Best Film (60th BFI London)
Arigatō Award for Makoto Shinkai (29th Tokyo International Film Festival)
Special Prize for Radwimps (58th Japan Record Award)
Best Film (2016 Yahoo! Japan Search Award)
Best Director for Makoto Shinkai (29th Nikkan Sports Film Award)
Best Animated Film (2016 LACSA Award)
Special Distinction Prize (Best Team of The Year 2016)
Nominated as Best Picture (41st Hochi Film Award)
and many other nominations...
Pertama kali saya lihat trailer
movie ini di pesawat, saya cuma sempat browsing sekilas setibanya saya di
tujuan, melihat deretan award yang diraih, tapi tidak (belum) sempat
benar-benar nonton maupun download. Jadi, akhirnya saya berkesempatan nonton movie
ini di penerbangan lima bulan berikutnya, dan… sempat bingung mencegah supaya
tidak-nampak-seperti-orang-aneh (if you know what I mean) di sepertiga terakhir
movie.
Because my face must showed too
many emotions at once.
Setidaknya wajah saya tidak aneh
saat pramugari lewat :p
Jadi, movie ini bercerita
tentang dua orang yang saat ini tinggal di Tokyo. Keduanya tidak saling kenal,
namun sama-sama merasakan adanya ‘feeling like they’ve lost something
important’. Selama bertahun-tahun, keduanya mencari apa yang hilang, tanpa
mereka pernah bisa mengingat apa sebenarnya yang mereka cari, orang, benda,
ataupun tempat.
--Beware! Spoiler ahead. Read at your
own risk--
Cerita bergulir ke ‘Itomori no
Machi’, sebuah kota yang dibangun mengelilingi sebuah danau bernama sama.
Disana, ‘Mitsuha’ terbangun dan menemukan dirinya tidak berada di ‘dirinya
sendiri’, dan membuat Yotsuha, adiknya, kebingungan karena menemukan
kakaknya berlaku aneh. Keesokan harinya,
Mitsuha kembali terbangun dan menemukan bahwa ia tak bisa mengingat apa yang
terjadi pada dirinya sehari sebelumnya, sedangkan keluarga dan teman-temannya
mengatakan bahwa kemarin dia tak seperti dirinya yang biasanya.
‘Taki’ terbangun di suatu tempat
di Tokyo dan seperti halnya ‘Mitsuha’, ia dengan cepat menyadari bahwa ia tak
berada di ‘dirinya sendiri’. ‘Taki’ awalnya kebingungan dan menganggap dirinya bermimpi, namun dengan segera the
glow of Tokyo swallows him. Menganggap keinginannya untuk lahir dan besar di
Tokyo menjadi terwujud walau hanya dalam mimpinya, ‘Taki’ menghabiskan waktunya
menjelajahi Tokyo dan terlambat masuk sekolah.
‘Taki’ pun sempat membuat
teman-temannya bingung karena menyebut dirinya dengan ‘watashi’, ‘watakushi’
dan ‘boku’ (LOL XD), sangat tertarik dengan kafe, dan effortlessly membantu
Okudera, seorang senpai di tempatnya bekerja part-time.
Keesokan harinya, Taki kembali
terbangun, namun tanpa bisa mengingat apa yang ia alami sehari sebelumnya. Ia
pun kebingungan saat menemukan coretan bertulis ‘Mitsuha’ di telapak tangannya,
sepotong diary di agenda dalam smartphonenya, juga kemarahan teman-temannya di
part-time karena (menurut mereka) Taki pulang bersama Okudera sehari
sebelumnya. Mitsuha pun terbangun dengan kebingungan karena menemukan
teman-temannya kembali memandanginya dengan aneh karena kehebohan yang kemarin
ia timbulkan di sekolah (namun Mitsuha tidak bisa ingat apa yang ia lakukan).
Maka, Taki dan Mitsuha pun
akhirnya menyadari satu hal: they swapped bodies!
Maka, keduanya pun menggunakan
diary untuk menceritakan hal-hal yang mereka alami setiap bertukar tempat untuk
memastikan bahwa mereka masih saling bisa mengikuti hidup mereka masing-masing.
Meskipun demikian, karena kepribadian berbeda, keduanya sama-sama dibuat frustasi oleh counterpart
masing-masing. Efek samping (atau keuntungan?) dari body-swap ini adalah bahwa ‘Taki’ akhirnya menjadi sangat dekat dengan Okudera, sedangkan
‘Mitsuha’ menjadi idola di sekolahnya.
Selama menjalani harinya di
Itomori, Taki mempelajari tentang ‘musubi’
(thread of time, bahwa waktu dan jiwa manusia saling terkait satu sama lain)
dan ‘kakuriyo’ (the afterlife, spot
dimana energi alam paling murni), ‘kuchikamizake’
(the oldest sake, sake yang dibuat sebagai persembahan untuk para dewa), ‘kataware-doki’ (twilight, yang
dipercaya sebagai waktu dimana hal-hal di luar nalar dapat terjadi) dan komet
Tiamat.
Di Tokyo, Mitsuha berhasil
mengatur kencan untuk Taki dan Okudera, namun karena clumsiness Taki, kencan
tersebut akhirnya tidak berlangsung sesuai harapan Mitsuha. Taki berencana
untuk menceritakan hal tersebut pada Mitsuha, namun entah mengapa ia tak pernah bisa lagi menghubungi Mitsuha. Berbekal ingatan tentang kota tempat tinggal Mitsuha, Taki memutuskan untuk mencari Mitsuha.
Then the red string of fate
makes its move…
Berhasilkah Taki menemukan
Mitsuha dan menggerakkan kembali ‘waktu’ yang terhenti?
---
The review:
Movie ini merupakan mixing yang
harmonis dari storyline, artwork, sound dan seiyuu. It plays with your
heartstring very well so please beware. Artwork dalam movie ini luar biasa
bagus (and I am not exaggerating, fyi). Scene per scene nampak terencana dengan
baik, fokus dari satu adegan ke adegan lain dengan mudah mengarahkan penonton
ke poin yang terpenting dalam adegan tersebut. Kekuatan fokus per scene ini
nampak jelas saat akhirnya Taki menemukan nama Mitsuha dalam daftar nama
penduduk Itomori. Saat menonton movie ini, rasanya semacam pingin mengabadikan
semua scene, because everything looks beautifully crafted. Banyak hal yang
subtle yang ditampilkan di movie ini, yang mungkin baru bisa ditemukan saat
re-run, misalkan standing tea-stalk, tanda keberuntungan yang muncul di cangkir
teh Taki (I dare you to find it).
Sound dan seiyuu memberikan tambahan ‘volume’ dalam tiap adegan yang muncul. Radwimps memberikan lirik dan musik yang menyatu dengan suasana hati Taki dan Mitsuha saat keduanya berpacu dengan waktu untuk bisa saling menemukan satu sama lain. Saran saya, pakailah headset yang mendukung surround-sound, kalau bisa ditonton saat malam hari atau suasana sepi, jadi seluruh efek dalam movie ini bisa maksimal.
To be honest, saat nonton di
pesawat dengan bising mesin dan sebagainya, movie ini sudah luar biasa, apalagi
kalau ditonton di suasana sepi.
Banyak orang berpendapat bahwa
sepertiga akhir dari movie ini (terutama 20 menit terakhir) adalah bagian yang
paling touching, namun menurut saya, emosi sudah mulai campur aduk sejak perjalanan
Taki mencari Mitsuha dimulai. Tapi saya setuju dengan pendapat sebagian besar
orang, bahwa best scene adalah kataware-doki di kakuriyo, the scene that nearly
brought me to tears.
Well, okay, it brought me to
tears, and I almost screamed when the scene frustratingly ended.
Like I said, this movie plays
with your heartstring very well so please beware. And when he remembered who
gave him the braid on his wrist, the twilight gave him the answer.
Cerita dalam movie memang tidak
dirancang untuk mendetail seperti halnya serial, jadi bukan tidak mungkin ada
banyak hal yang tidak terjelaskan dengan detil, namun wrapping dari storyline
movie ini memungkinkan kita untuk mendetilkan sendiri apa yang terjadi antara
satu adegan dan adegan lainnya. Apa yang paling berkesan bagi saya saat nonton
movie ini? Hmm… sulit dijawab, karena hampir semua hal dalam movie ini begitu
berkesan untuk saya. Mudahnya, tonton saja movie ini dan buktikan apa yang saya
sampaikan diatas :)
‘Happy ending apa tidak?’ adalah pertanyaan dari banyak orang yang saya beri rekomendasi untuk nonton movie ini. Jawaban saya adalah:
When it is meant to be, then it will be. When it is not, then it will
not be. But when it is meant to be, no matter how far, how long and how much
must be endured, it will still be.
Note: berhubung saya belum sempat cari yang HD, jadi sementara review ini saya hias dengan screencapt versi 480 ya. Sekedar saran, tontonlah yang HD, agar scene dalam movie ini jauh terlihat mempesona :)
kok sama ya, udah donlot ini film dari bulan lalu, gegara lihat komen orang aja, katanya bagus.
BalasHapusTapi sampai sekarang belum ditonton juga. XD
tonton ajaa... ndak nyesel kok nontonnya :D
Hapuskalo bisa cari yang HD sekalian, biar kekerenan movie ini lebih kelihatan :p
kangen review siennra, muvi animenya layak ditonton ni sepertinya #cariwaktubuatdownload atau streaming hehe
BalasHapus