penyu yang kuning tu punya saya :p |
sebut saja Aba dan Iba seperti
biasanya :p
malam ini, setelah pertengkaran
hebat yang terjadi antara saya dan Aba dan Iba, kami pun akhirnya nyampe juga
di rumah saya, dan begitu masuk kami sudah saling menghujani satu sama lain
dengan semprotan komplain,
saya pun segera sadar bahwa hape
saya (sepertinya, seperti biasa) ketinggalan di mobil, dan saya dengan enteng
berpikiran bahwa nanti saja saya ambil di mobil, namun kemudian Iba berkata, “udah masuk tas mungkin… sini kumiscall,”
dan Iba pun memiscall hape saya,
tapi saya tidak mendengar suara ringtone
hape saya, “nah tuh kan? ketinggalan tuh…
ntar deh aku ambilnya di mobil,” kata saya,
dan Aba berkata, “ada yang bunyi kok… coba dengerin deh…”
Iba pun menimpali, “iya ada tuh… sssttt…”
Kami pun diam beberapa lama dan
menyadari bahwa memang ada yang
bunyi, “tapi itu bukan ringtone hapeku,”
“terus hape siapa itu?” tanya kami,
………………………
………………………
………………………
“eh itu kayaknya hapeku yang bunyi deh…” celetuk Aba kemudian.
Gedubrak!!
Iba pun nyeletuk, “kok bisa sih?! aku kan miscall hape siennra,
knapa hape Aba yang bunyi?”
Saya dan Aba pun melihati Iba
yang memandang ‘takjub’ ke hapenya dan semakin merasa gedubrak saat Iba
berkata, “oh… ternyata yang kumiscall
hapenya Aba, he.. he.. he…”
*piso mana piso?!* (edisi udah
sebel dari awal)
f(-__-“)
kami pun memutuskan untuk makan
Bakso Solo di dekat rumah (ndak deket sih… kami naik motor kok…).
Aba dan Iba berboncengan
mengikuti saya dari belakang menuju Bakso Solo.
Dalam suasana yang dingin di
lingkungan rumah saya, dibungkus jaket masing-masing (kecuali Iba yang cukup
tegar berkeliling tanpa jaket), saya dan Aba pesen yang anget-anget buat minum,
si Aba kemudian berkata bahwa
dia ingin makan martabak, sehingga dia dan Iba kemudian meninggalkan sang meja
berduaan bersama saya,
si Iba dengan santainya meninggalkan kontak motornya di atas meja,
dan membuat saya geleng-geleng kepala atas kecerobohan si Iba f(-__-“)
dengan bermaksud baik supaya
ndak ketinggalan nantinya, saya ambil kontaknya dan saya masukkan ke tas saya
(eh suer lho saya itu bermaksud baik, dan saya berniat bilang ke Iba kalo
kontaknya saya bawa, tapi ternyata saya lupa bilang ke Iba),
saat akan pulang, saya berjalan
keluar duluan dan terheran-heran kenapa mereka nginceng kesana kemari ke kolong
kolong meja,
Iba pun mendekati saya dan
bertanya, “liyat kontak motorku gak?”
Saya pun baru ingat bahwa saya
emang sedang membawa kontak tersebut, dan saya pun berkata enteng, “liyat…”
Iba pun kedap kedip liyat saya,
dan saya pun menjawab lagi, “kan
kumasukin di tasku,”
Dan Iba masi kedap kedip,
sehingga saya bilang lagi, “habis tadi
kamu tinggal diatas meja sih…”
Dan Iba pun menjawab lagi, “…mau kucium gak?” dengan ekspresi datar,
“aku tu udah bingung tau ndak sih?
kukirain ilang! Bilang dong kalo kontaknya dibawa! Aku udah khawatir banget
tadiiii!”
Suer saya ngakak liyat wajahnya
saat itu, xixixixixi XD
Suer saya nyesel karena sedang
gak camera-ready saat itu :p
Cerita berlanjut dengan mereka
yang tiba-tiba langsung ninggalin saya ke tukang martabak, sehingga saya pun
kembali geleng-geleng dan menganggap mereka lagi marah sama saya gitu, makanya
saya ditinggal,
Dalam hati saya heran kenapa
mereka kok ya gak sadar kalo kunci rumah kan ada di saya, jadi mau mereka
ninggalin saya sampe mereka berubah jelek pun juga ndak akan bisa masuk rumah
:p
Konyolnya, helm si Aba pun ketinggalan di motor saya, dan saya berani taruhan
dia ndak sadar bahwa si unyu itu (si helm-nya, bukan empunya helm) masih
nangkring dengan indahnya di kaca spion motor saya
Saya pun menyusul mereka (yang akhirnya
berhenti beberapa meter di depan saya, dan keliatan berdebat, dan saya tahu
bahwa si Aba pasti baru sadar kalo helmnya entah kemana) sambil positive thinking bahwa mereka pada
akhirnya mau nungguin saya,
Dan saat inilah Aba baru sadar
bahwa dia gak bawa helm, “Helm-ku tadi lupa, dimana ya?”
Saya pun dengan santainya
menunjuk ke cantolan di motor saya, “Nih!
Duh kalian ini ya, suer deh, lupanya itu lhoo…”
Kami pun pergi ke warung ayam
bakar, buat beli suplai makanan untuk sahur besok pagi,
Mereka berdua pun menyebut saya Sandy karena saya ogah ngelepas helm
yang sudah menempel manis di kepala saya, dan tetap memakai helm tersebut buat
pesen ayam, bayar di kasir dan membawa ayam tersebut ke motor,
Saat itulah Iba bertanya, “Kok gak ada yang mengmention aku di twitter
ya?”
Dan Aba pun menimpali, “Lhah kan biasanya yang ngemention kamu di
twitter aku sama Sandy kalo kita pas barengan gini, males ah twitteran!”
Singkatnya, kami pun akhirnya
pulang juga,
Setelah memasukkan motor kami ke
dalam rumah, kami pun segera sibuk dengan keperluan kami masing-masing, dan
saat itulah saya sadar bahwa hape
android saya raib,
Eh whaaaaatttt???!!
Saya ingat bahwa terakhir kali
saya sadar bahwa hape saya nempel di diri saya adalah saat saya beli Bakso Solo
tadi,
Dan saya pun langsung bereaksi
pada Iba yang ada di depan saya, “Ibaaaaa…
hapekuuu…”
Iba berkata datar (suer datar, gak ada khawatir-khawatirnya gitu), “Knapa hapenya?”
“hapeku gak adaaaa….!!!”
“……………..”
“……………..”
“hapekuuu, kayaknya ketinggalan deh…”
“cari dulu dong,”
“ndak ada nih… suer gak ada.. pasti ketinggalan deh…”
“cari dulu yang bener…”
“lhayaituuuu ndak adaaa!!!... Ibaaa… anterin dong balik kesana,
kayaknya ketinggalan disana dehh..!! ayo anteriiiinn…!!!” (mulai frustasi
karena ada beberapa data penting di dalam android tadi)
“mau kemana sih?”
“balik ke sana…!!”
“sana mana??”
“balik ke sana…!!”
“sana mana??”
“ke soto tadi itu Ibaaaa…!!! Anteriiiiinn…!!”
“SOTO?!”
“iya sotoooo!!”
“soto apaan? Yakin kita tadi ke soto?!”
“eh?!”
“kayaknya kita tadi ke bakso deh…”
“kayaknya kita tadi ke bakso deh…”
“eh oh iya deh ke baksoo sanaaaa…!!! Ayo Ibaaaa!! Anteriiiiinn!!!”
“heh! Dicari dulu yang bener, tanya dulu kek sama kita,”
(dan disinilah saya baru sadar bahwa si Iba dan Aba sudah
keliatan nahan ketawa) “eh…?”
“tuh hape androidmu dibawa si Aba tuh!! Makanya tho hape itu jangan
ditinggal-tinggal..!!” (ah… impas deh.. habis saya tadi ngomelin mereka
sekarang mereka ngomelin saya)
Saya sama mereka itu emang
isinya bertengkar, berbeda pendapat, dan berdebat, ya ada sih damainya, tapi
sepadan lah jumlahnya sama tiga yang tadi,
Dan ternyata emang kalo
kami sedang sama-sama artinya kami
sedang mengalami penurunan IQ sebanyak setidaknya 50 poin, terbukti tak satupun
dari kami segera sadar bahwa kami dengan ceroboh kehilangan benda kami (yah
baiklah, saya yang paling heboh, jadi mungkin penurunan IQ saya paling banyak
diantara mereka, soalnya insyaAllah IQ saya bukan yang paling rendah *ditimpuk rainbow cake*), tapi bagusnya adalah,
kami masih bisa saling menyelamatkan
satu sama lain, dan saling menipu satu sama lain (sepertinya) :p
Jadi itu sahabat apa musuh sih?
gak jelas deh…
gak jelas deh…
f(-__-“)
--------------------------------------------------------------------------------
NB: buru buru matiin lepi
sebelum si Iba nginceng, jadi maaf kalo bahasanya masi awut awutan :p
NB: diposting setelah lupa
mosting selama lebih dari 10 hari dan mulai diancam sama Iba :p
homesweethome @ Malang, 250712
bwahahahahaha ngakak guling2 :LOL
BalasHapusyah.. saya bakal kangen mereka kalo udah pada lulus ntar ri XD
BalasHapusgokil................
BalasHapus:D
hahahaha XD
BalasHapussalaaaah
BalasHapusjadi si aba dan iba duluan dari warung soto eh bakso itu adalah untuk ambil martabak, bukan karena ngambek
erasaan mereka uda pamit deh, siennranya aja kali yang ga denger
*dilempar martabak*
dan ya, si Iba itu, bingung kontak motornya ilang adalah karena itu motor pinjeman, kalo motornya sendiri sih gpp, dia gampang tanggungjawabnya, masalahnya itu motornya oraaaang!:D
oh.. jadi kamu bilang ke aku waktu itu?
BalasHapus*disawat helem*
aku tau kok kalo Iba minjem motor, makanya kamsudku waktu itu tuh menjaga supaya motor itu baik-baik saja gitu, ternyataaa...
ohohohoho XD
kok bisa lhooo...
BalasHapuswong emang itu yang terjadiiii!!! ih kau membuat mosi tidak percaya aja sih
f(-__-")