“Sejuta cerita,” adalah satu-satunya kalimat yang bisa menggambarkan apa
yang terjadi dalam rentang waktu itu,
Sekian banyak tawa, sekian banyak kekecewaan, sekian banyak pertemuan
dan sekian banyak perpisahan, semua terangkum dalam dua tahun penuh warna
selama saya kuliah magister,
What the? Saya kuliah magister bukan untuk cari masalah
tapi…
Tapi kenyataannya memang banyak permasalahan yang muncul, dan bukan
hanya sekedar banyak,
Banyak sekali, ehehehe XD
Dua tahun sekolah magister, saya disuguhi sekian banyak macam manusia
yang bahkan lebih variatif dibanding dua puluh tiga tahun saya hidup,
Tanpa saya sadari, justru yang banyak saya pelajari bukannya masalah
materi perkuliahan (karena perkuliahan saya amat sangat membahagiakan, hohoho),
tapi bagaimana terus hidup dan terus tersenyum apapun yang terjadi,
Kenapa?
Karena permasalahan akan terus muncul, terus dan terus, dan selama kita masih bernapas maka masalah itu akan selalu ada,
Karena permasalahan akan terus muncul, terus dan terus, dan selama kita masih bernapas maka masalah itu akan selalu ada,
Tinggal bagaimana saya menghadapinya :)
Bisa dibilang, selama tahun 2012, saya seperti kitiran, muter sana-muter
sini, mencari tempat dimana saya harus berpijak, mencari rasa aman dan rasa
terlindungi, menjauhkan diri dari rasa khawatir dan takut kehilangan,
Uniknya, selepas tahun 2012 saya menemukan bahwa saya sudah berpijak di
tempat saya ingin berada, dan saya sadar bahwa tak ada yang lebih bisa membuat saya merasa aman dan
terlindungi, selain diri saya sendiri,
Well, to tell you the truth, ada harga yang luar biasa mahal yang harus
saya bayar demi melewati 2012,
Harga yang tak semua orang tahu karena saya selalu ketawa ketiwi ngalor
ngidul, ahahaha XD
Jangan ditanya, karena bakal butuh SATU BLOG SENDIRI buat menjelaskan
apa yang terjadi sejak 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012 *halah, lebay*
Nope, seriously, kalau ditanya kapan saat-saat tersulit dalam dua
puluh lima tahun hidup saya, itu adalah sepanjang tahun 2012 :’)
Heran juga kok saya masih hidup setelah sempet jadi butiran debu *heh*
Dan ternyata saya masih punya LIVER lho sodara-sodara, hehehehehe XD
Setelah 2012 yang penuh konflik, saya menemukan diri saya menjadi
beberapa tingkat lebih dewasa dibandingkan tahun 2011,
Dan saya pun sadar, mungkin karena saya yang tahun 2011 ‘masih seperti
itu’-lah, sehingga saya pun dipisahkan Tuhan dari salah satu mimpi terindah
yang pernah saya punya,
Dengan cara yang mengenaskan pula, ahahaha XD
Etapi toh sekarang saya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala :p
2013, saya akhirnya sadar kenapa saya mengalami segala macam hal di 2012,
kenapa saya dihadapkan pada sekian banyak orang yang bermacam-macam, kenapa
saya diharuskan melalui fase-fase yang saya sama sekali tidak suka,
Itu semua karena hidup saya baru saja akan dimulai,
The real one, on my
own,
Dua tahun yang lalu, saya ingat pernah bertanya pada saudara saya,
“Gimana caramu terus tersenyum?”
Dan dia menjawab agak kebingungan, “Itu… lirik lagu?”
*ngakak*
Yah, sekarang kalau saya lihat kembali sih… iya sih ya… itu kalimat kok
berasa kayak lirik lagu ya? *ngakak*
Dulu saya selalu berpikir bahwa orang lain-lah yang merubah saya,
Dan memang, ada beberapa orang dalam kehidupan saya yang memiliki andil
besar dalam pembentukan kepribadian saya yang terus berubah sejak saya masuk
kepala dua,
Seumur hidup, saya berhutang budi pada mereka, karena seandainya tidak
ada mereka, tidak akan ada saya yang sekarang ini,
Hanya saja,
Ternyata sebesar apapun, tetap kita sendirilah yang membuat perubahan
terbesar, tentang bagaimana kita memutuskan untuk menanggapi kehidupan dan
segala macam bebatuan yang kita temukan di perjalanan kita menuju akhir…
Dua puluh lima tahun, akhirnya saya sampai di titik ini, sebuah poin dimana
saya sadar bahwa hidup ini indah, bukan
karena semata-mata takdir, tapi karena kita yang memilih untuk membuatnya indah
:)
Oh well… where is my sense of
emergency anyway? I kinda lose it for good…
#np Shooting Star, Owl City